post image
Foto/Ist
KOMENTAR

Sejarah mengajarkan kita bahwa bangsa yang besar adalah bangsa yang paham untuk menghargai perjuangan bangsa. Kita telah meraih 79 tahun kemerdekaan, semangat berkobar generasi pemuda Indonesia yang rela mati demi rasa cinta tanah air dari penjajah yang merongrong bumi pertiwi ini.  Semua bisa dihadang oleh bangsa Indonesia dengan harta, tenaga, pikiran bahkan sampai nyawa taruhannya. Generasi pada masa itu bertekad satu yaitu kemerdekaan Indonesia yang melupakan kesenangan semata demi kemerdekaan menyeluruh. 

Kilas balik perjuangan generasi dari masa ke masa, sejak era pergerakan nasional 1908 hingga diraihnya kemerdekaan Republik Indonesia.  Generasi muda selalu menjadi motor penggerak dan penentu arah perjalanan bangsa. Terbukti dengan Kebangkitan Nasional 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, agresi Belanda ke pulau Jawa dan Sumatera 1947 sampai dengan 1948, lahirnya Orde Baru 1996 dan lahirnya Era Reformasi 1998. Pelopor kemerdekaan adalah generasi muda yang sangat gesit, antusias, cerdas dan terampil sehingga mampu untuk mencapai kemerdekaan Indonesia yang seutuhnya. Dan saat ini, perjuangan masih tetap diteruskan generasi bangsa terutama dalam dunia pendidikan di era semakin pesat dan canggih serta menantang meski beda perlawanan. Dahulu musuh itu nyata yaitu Belanda dan Jepang serta penjajah lainnya yang ingin merebut kekayaan bumi pertiwi. Dimasa generasi Z (gen Z) berjuang melawan kemalasan, ketidaktahuan, kemerosotan moral dengan penyalahgunaan narkoba yang menjadi problem dunia dengan mengacak-acak nalar yang cerah, merusak jiwa raga yang mengancam karakter masa depan bangsa.  

Gen Z merupakan generasi yang dihadapkan dengan melek digital yang seluruh informasi dapat diakses dengan mudah tanpa batas, yang membatasi ataupun membenteng hal negatif ada pada diri masing-masing generasi. Setiap orang yakin akan berusaha mendidik generasi secara baik. Terkadang kita melihat sekelompok anak bersama secara fisik tapi jiwa berkelana, hal ini tanpa kita sadari akan mengikis solidaritas kebersamaan yang menghilangkan nilai kebangsaan yang seharusnya senang dengan gotong royong dan kekeluargaan. Orang tua di zaman setelah kemerdekaan saat mengenang jasa para pahlawan yang gugur atau mengenang kakek buyutnya yang ikut berjuang, senang sekali berkumpul dengan keluarga bercerita pengalaman mereka pada masa penjajahan dimana nyawa taruhannya siap berjuang demi tanah air tercinta. Nilai semangat ini masuk kedalaman sanubari sehingga menjadi sejarah yang harus diketahui keturunannya agar bisa menghargai perjuangan bangsa dengan belajar sungguh-sungguh dan berkarakter kebangsaan. Sehingga tidak gampang tergoyahkan dari hal yang merusak jati diri kebangsaan yang ada. Namun generasi saat ini dikhawatirkan jika tidak memanfaatkan fasilitas yang canggih dengan sebaik mungkin, karena diketahui gen Z melek dengan teknologi. Jika tidak tepat guna dan bijaksana menggunakannya maka ditakutkan memudar rasa kebangsaan yang tertanam pada sila ke lima Pancasila. Bahkan kehilangan karakter kebangsaan yang menentukan kemajuan bangsa ke depannya. Kemerdekaan Indonesia diraih dari perjuangan bangsa yang bersatu padu tidak mempertimbangkan alat dan lawan tapi semangat ingin merdeka dan yakin bertuhan meski dengan tombak bambu runcing sehingga lawan dapat dipukul mundur. Inilah karakter bangsa tersebut sehingga paham menghargai waktu, tenaga, air mata bahkan nyawa. 

Sebagian gen Z sekarang ini banyak meluangkan waktunya untuk kesenangan pribadi sehingga tidak memikirkan efek belakang hari yang akan merugikan generasi berikutnya. Bersama kita harus berpikir bahwa harus ada yang dibenahi pada generasi ini yaitu karakter kebangsaan jangan sampai memudar bahkan terlupakan. Beberapa cara untuk mempertahankan karakter kebangsaan pada gen Z diantaranya, Karakter kebangsaan harus dibangun dengan nilai bertuhan. Kita hidup dari nilai bertuhan bangsa ini tidak boleh melupakan perjuangan bangsa berkat rahmat Tuhan yang Maha Kuasa dan didorong keinginan luhur supaya berkehidupan kebangsaan yang bebas yang terdapat dalam Pembukaan Undang–Undang Dasar 1945. Mengakui bahwa kemerdekaan yang kita raih kalau bukan ikut campurnya Tuhan kita tidak akan merdeka, Tuhan penggerak jiwa raga manusia. Kedua karakter kebangsaan harus dibangun dari paham sejarah. Sejarah yang  mengajarkan kita untuk menggunakan waktu, tenaga, jiwa raga dengan sebaik mungkin sehingga terciptalah sejarah kemerdekaan kita. Sejarah mengajarkan kita semangat yang tinggi yang ditunjukkan generasi masa pra-kemerdekaan sehingga kita menikmati masa-masa gen Z yang melek teknologi yang digunakan seharusnya untuk menumbuhkan rasa cinta kepada tanah air pada diri mereka sehingga karakter kebangsaan dapat terbangun bangga menjadi Indonesia, sehingga kita akan mati-matian jika ada yang menghina negara kita. Maka terbentuklah Indonesia tangguh dengan gen Z berkarakter kebangsaan. Ketiga karakter kebangsaan harus dibangun dengan menjaga dan merawat situs peninggalan sejarah yang ada di sekitar kita. Keempat karakter kebangsaan harus dibangun dengan mendapatkan sumber sejarah. Sumber sejarah diperoleh dari generasi sejarah dan pelajaran sejarah harus menjadi ekstrakurikuler untuk membantu membentuk karakter bangsa khususnya gen Z. Kelima karakter kebangsaan akan hadir dari kecintaan berbangsa dan bernegara.  Rasa cinta berbangsa dan bernegara dengan memanfaatkan teknologi untuk menambah pengetahuan kita ke arah yang positif.

Pudarnya Karakter kebangsaan karena kesadaran gen Z sudah terpecah dengan tidak tepat guna dalam penggunaan teknologi yang seharusnya dapat dipergunakan untuk perkembangan pendidikan lebih baik lagi. Karakter kebangsaan dapat dibangun dari kepedulian gen Z merawat nilai-nilai peninggalan sejarah baik secara teoritis maupun praktisi.

Ummi Nurliati
Tenaga Pendidik SMK Negeri 1 Meranti

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Sebelumnya

Delapan Butir Maklumat KAMI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Opini