Ibu Siti Sabariah Hutapea menerima rumah barunya dengan rasa penuh haru. Rumahnya diserahkan secara resmi dalam acara Santunan Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni Shiddiqiyah dilaksanakan pada Minggu, 20 Agustus 2023. Rumah syukur ini berlokasi di Jalan Serimpi VII, Kelurahan Namu Gajah, Medan Tuntungan, Sumatera Utara. Acara penyerahan dihadiri oleh warga Thoriqoh Shiddiqiyyah Medan dan Deli Serdang, Camat Medan Tuntungan, Lurah Namu Gajah, Ketua Jam’iyyah Kautsaran Putri Haajarulloh Shiddiqiyyah (JKPHS) Cab. Medan, Ketua DPD Medad Organisasi Shiddiqiyyah (Opshid), Dhilal Berkat Rohmat Alloh SWT (Dhibra), Ketua Yayasan Pendidikan Shiddiqiyyah (YPS) Deli Serdang dan warga sekitar. Pembangunan rumah syukur di Kelurahan Namu Gajah dipersembahkan oleh JKPHS Cabang Medan bekerja sama dengan Dhibra Medan dan Deli Serdang. Peletakan batu pertama dilaksanakan pada 22 Juni 2023 yang turut dihadiri oleh Lurah Namu Gajah. Pembangunan rumah syukur dilajutkan sampai bulan Agustus dan saat ini sudah layak untuk dihuni dengan akses terhadap listrik dan air. Pekerja yang membangun rumah adalah warga Thoriqoh Shiddiqiyyah dari Medan dan Deli Serdang. Dana pembangunan rumah syukur berasal dari JKPHS Cab. Medan, sedekah murid-murid Thoriqoh Shiddiqiyyah Medan, Deli Serdang dan masyarakat umum. Acara penyerahan dimulai pukul 10 pagi. Acara dibuka dengan doa bersama dan menyanyikan lagu Indonesia Raya 3 stanza. Kemudian dilanjut dengan pembacaan kata sambutan dari Dhibra Pusat. Kemudian kata sambutan oleh mewakili Panitia Pembangunan Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni Shiddiqiyyah (RSKILHS). Dilanjutkan dengan kata sambutan oleh Camat Medan Tuntungan dan Ketua DPD Medan Opshid. Peserta acara kemudian menonton video progres pembangunan rumah syukur (bit.ly/RumahSyukurKemerdekaan). Setelah itu penandatanganan surat serah terima rumah syukur kemerdekaan Indonesia yang disaksikan oleh warga sekitar. Surat ini ditandatangani oleh ibu Siti Sabariah, Ibu Syarifah seebagai Ketua (JKPHS) Cabang Medan dan Bapak Hendra Harjudanto Sitanggang sebagai kepala camat Medan Tuntungan.
”Pembangunan rumah syukur kemerdekaan ini dimulai sejak tahun 2002. Ini adalah Santunan Pembangunan Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni Shiddiqiyyah ke 22, pada bulan Agustus tahun 2023 data masuk saat ini sejumlah 132 unit dengan nilai 10,5 milyar. Dan disini juga kami tambahkan informasi bahwa pada setiap Tasyakuran Hari Sumpah Pemuda, juga diadakan santunan berupa pembangunan Rumah Syukur untuk mensyukuri Hari Sumpah Pemuda pada tanggal 28 Oktober. Secara total rumah syukur kemerdekaan dan tasyakuran hari Sumpah Pemuda ada 1.824 dengan nilai 82 milyar,” sebagaimana diterangkan oleh bapak Drs. Sahrul Hadi Nasution, Ketua YPS Deli Serdang dalam pembacaan pidato dari Dhibra Pusat.
Pada saat penandatangan surat penyerahan rumah syukur, ibu Siti tidak dapat menahan air matanya. Penandatangan disaksikan oleh panitia pengurus pembangunan rumah beserta masyarakat sekita. Pemotongan pita dan memasuki rumah baru juga disertai rasa haru diantara keluarga ibu Siti. Beliau dan keluarga sempat terdiam ketika memasuki rumah karena sudah tersedia seperangkat sofa dan hiasan bunga. Menurut anak perempuannya, Sakdiah, beliau sudah berencana ingin membuat meja dan kursi sederhana untuk menghias rumahnya meskipun masih mengumpulkan dana.
Ibu Siti Sabariah Hutapea (53) berprofesi sebagai asisten rumah tangga. Dahulunya Ibu Siti tinggal di rumah papan. Ketika hujan pun air masih saja masuk ke dalam rumah. Toiletnya pun terletak diluar rumah. Selain penyerahan rumah, ibu Siti juga mendapatkan satu set sofa beserta meja di ruang tamu, tempat tidur dan gorden jendela.
Usai pembacaan pidato dari Dhibra pusat, bapak Sahrul juga menambahkan, ”Tahun lalu ada 3 bangunan di Labuhan Batu, Kab. Deli Serdang dan satu lagi di kota Medan. Dan Alhamdulillah pada tahun ini, kami diberikan kemampuan untuk membangun 4 rumah syukur di Sumatera Utara. Satu di Labuhan Batu, satu buah di Deli Serdang dan luar biasanya 2 bangunan di Medan. ”Camat Medan Tuntungan, Hendra Harjudanto Sitanggang, mengungkapkan rasa terima kasih karena warganya yang menerima rumah syukur kemerdekaan Indonesia. ”Yang sangat kita syukuri hari ini, segenap waga Shiddiqiyyah menunjukkan bahwa ini adalah bukti mendukung program pemerintah kota dan nasional yang memberikan sumbangsih syukur yang langsung berdampak.” ucap Hendra. Beliau juga mengatakan dalam kata sambutannya, ”Apa yang digagas pada beberapa bulan lalu, sehingga kami mendapat kehormatan terpilih warga kami sebagai salah satu penerima santunan pada hari ini. Ini membuktikan bahwa Masyarakat melalui kelompok organisasi keagamaan berjalan beriringan dengan pemerintah kota untuk memperhatikan warga-warganya yang memiliki kondisi bangunan rumah yang tidak layak huni.” ”Saya mau mengucapkan beribu-ribu terima kasih, telah memilih orang tua saya. Ini adalah cita-cita almarhum ayah. Membangunkan rumah untuk ibu kami. (Supaya) kami nggak dihina orang dan nggak dianggagp rendah orang. Bapak-bapak dan ibu-ibu dari waga thoriqoh shiddiqiyah yang mewujudkan impian almarhum ayah, terima kasih banyak. Semoga allah SWT yang bisa membalasnya,” ucap Sakdiah, anak ibu Siti. Santunan Rumah Syukur Kemerdekaan Indonesia Layak Huni Shiddiqiyyah adalah program dari Dhibra Pusat dan perwakilan-perwakilan di daerahnya. Pembangunan rumah syukur ditujukan sebagai bentuk mensyukuri atas nikmat kemerdekaan bangsa indonesia dan berdirinya negara kesatuan Republik Indonesia. Rumah yang dibangun adalah rumah layak huni yang dibangun diatas pondasi, memiliki atap, sanitasi dan akses terhadap air bersih.
Dalam rangka memperingati HUT Republik Indonesia yang ke-78, warga Thoriqoh Shiddiqiyyah di seluruh Indonesia membangun rumah syukur layak huni. Program ini diinisiasi oleh Dhibra Pusat dan dilaksanakan oleh organisasi-organisasi perwakilan di daerah. Ibu Siti adalah salah satu dari 132 orang yang menerima rumah syukur kemerdekaan Indonesia tahun 2023. Rumah yang dibangun pun haruslah rumah layak huni yang dibangun diatas pondasi, memiliki atap, sanitasi dan akses terhadap air bersih. Belakangan baru diketahui pula bahwa bapak Hendra, Camat Medan Tuntungan, dulu mengenal baik dan sering main tenis meja bersama dengan almarhum suami ibu Siti. Beliau hampir tidak percaya ketika melihat foto alm. suami ibu Siti, karena ia tidak sempat menghadiri acara pemakamannya. Beliau juga ingin turut memeriahkan rumah syukurnya dengan memberikan 3 buah kipas angin dan 1 buah kompor 2 tungku.
KOMENTAR ANDA