Kementerian Kominfo masih menyelidiki dugaan kebocoran data pengguna Perusahaan Listrik Negara (PLN) yang beredar di internet.
Hal itu disampaikan Juru bicara Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Dedy Permadi.
"Setelah mendapatkan berita itu, kami langsung melakukan pengecekan. Jadi, saat ini Kominfo sedang mendalami terkait dugaan kebocoran data itu, dan nanti kami akan sampaikan jika sudah ada hasil atau temuan sementara dari dugaan kebocoran data itu," kata Dedy.
Dengan demikian, Kementerian Kominfo belum bisa mengumumkan dugaan kebocoran data pengguna PLN.
"Kita tidak bisa mengira-kira karena itu terkait dengan penelusuran atau investigasi dugaan kebocoran data yang sangat tergantung pada kompleksitas dari kebocoran data itu sendiri. Kami akan usahakan yang terbaik semoga segera setelah ini bisa kami informasikan ke teman-teman (wartawan)," ujarnya.
Kementerian Kominfo juga akan melakukan koordinasi dengan instansi terkait seperti PLN serta Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN).
"Tentu (melakukan komunikasi), karena ini kasus dugaan kebocoran data pribadi, kita akan koordinasi dengan BSSN dan PLN, dan kita upayakan hari ini berkomunikasi dengan mereka," ucap Dedy Permadi.
Sebelumnya, pengguna internet di Twitter melaporkan dugaan penjualan 17 juta lebih data pelanggan PLN. Dari data tangkapan layar yang dibagikan terlihat laman web breached.to dengan akun bernama ‘loliyta’ yang mengklaim menjual data pengguna PLN.
Beberapa data pelanggan PLN yang diklaim dijual seperti ID lapangan, ID pelanggan, nama pelanggan, tipe energi, KWH, alamat rumah, nomor meteran, tipe meteran, dan nama unit UPI.
KOMENTAR ANDA