Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi meresmikan grand Launching Layanan Lumpur Tinja Terjadwal (L2T2) dan Layanan Lumpur Tinja Tidak Terjadwal (L2T3) yang diselenggarakan Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Tirtanadi, Selasa (18/2), di Gubernuran, Medan.
Direktur Utama PDAM Tirtanadi Trisno Sumantri menjelaskan mereka saat ini mengelola air limbah terutama limbah domestik khusus Kota Medan dan sekitarnya serta Kota Parapat dalam rangka memelihara lingkungan seputar kawasan wisata Danau Toba.
Hingga per Januari 2020, sambungnya, jumlah pelanggan air limbah yang dilayani PDAM Tirtanadi sebanyak 20.123 masih sekitar lebih kurang 1% dari jumlah penduduk Kota Medan, hal ini tentu akan menjadi tantangan dan sekaligus peluang bagi PDAM Tirtanadi dalam rangka mengembangkan bisnis dan layanan di bidang limbah domestik ini sembari memelihara lingkungan sekitar, disamping itu PDAM Tirtanadi juga akan terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat dengan menjalin kerjasama melalui instansi2 dan lembaga2 terkait.
Lebih lanjut dijelaskan Trisno, adapun sistem pengelolaan air limbah di Kota Medan saat ini menggunakan sistem pengelolaan air limbah domestik terpusat dengan sistem perpipaan dari rumah penduduk hingga ke Instalasi Pengolahan Air Limbah di Cemara dengan kapasitas instalasi sebesar
10.000 M3 per hari dan Instalasi Pengolahan Limbah di Parapat dengan kapasitas 2.000 M3 per hari.
“Di samping itu di Cemara juga terdapat Instalasi Pengolahan Limbah Terpadu (IPLT) dengan kapasitas sebesar 2 X 50 M3,” sebutnya.
Kemudian, untuk mendukung pengembangan Sistem Pelayanan Air Limbah (SPAL) Kota Medan sampai tahun 2021 dengan proyeksi pertambahan rata-rata sambungan baru sebesar 5.000 pelanggan per tahun melalui perjanjian kerja sama antara Kementerian PUPR-Pemprov Sumut dan Pemerintah Kota Medan.
Direncanakan akan dibangun 5.000 unit tangki septik hibah, mendorong 450.000 keluarga di Kota Medan merehabilitasi tangki septik mereka, membangun 269 unit IPAL komunal, membangun 2 unit IPAL kawasan, dan membangun sistem L2T2 dan L2T3.
Trisno mengaku ada sejumlah permasalahan yang dihadapi PDAM Tirtanadi dalam menambah pelanggan. Antara lain, masih terbatasnya jaringan perpipaan yang ada. Saat ini yang sudah eksis masih di wilayah timur Kota Medan meliputi Kecamatan Medan Kota, Medan Area, Sidodadi, dan Pandau Hilir yang dibagi dalam 12 zona pelayanan. Selain itu masih rendahnya kesadaran masyarakat untuk menjadi pelanggan air limbah, kemudian sistem air limbah di beberapa zona pelayanan belum optimal karena harus ada perbaikan jaringan, sedangkan pendapatan dari retribusi air limbah belum dapat menutupi biaya operasional dan pemeliharaan.
“Berbagai upaya telah kami lakukan diantaranya melakukan koordinasi intensif dengan pihak Kementerian PUPR, seperti dengan mengoperasikan IPLT dan IPAL di Cemara,” ungkap Trisno.
KOMENTAR ANDA