post image
KOMENTAR

Pekan lalu digelar pertemuan ASEAN Australia Education Dialogue (AAED) 2019 di kota Penang, Malaysia. Dialog ini bertujuan untuk menghubungkan para pemimpin dan pemangku kepentingan untuk menjaga komitmen kerja sama jangka panjang antara Australia dan ASEAN di bidang pendidikan.

Topik diskusi yang digelar pada 18-20 Novemer itu terdiri dari tujuh topik dan salah satunya adalah “Harnessing Digital Technology for Application in Workplace Training with Employment Outcomes” yang menitikberatkan pada bagaimana penggunaan teknologi dalam proses belajar mengajar yang mampu menghasilkan lulusan yang siap kerja. Topik ini selaras dengan program pembangunan SDM yang digadang-gadang oleh pemerintah Indonesia di mana program pendidikan yang dirancang berfokus pada pendidikan vokasi.

“Selama satu tahun terakhir, selain banyak diterapkan di Industri perhotelan, kami juga sudah menerapkan Hybrid Learning sebagai pilot project untuk mengembangkan guru-guru SMK perhotelan di Bali, SMKN 1 Kuta Selatan dan BPPLK Medan dalam versi beta. Tahun depan kami sudah siap untuk scale up ke level regional dan global,” kata Ikin Solikin, CEO dari PT AJAR Media Digital di George Town, Penang, Malaysia, melalu siaran pers yang dikirimkan kemarin.

Lebih lanjut, Ikin yang juga telah menyempaikan 5 pilar strategi transformasi digital dalam pembangunan SDM Pariwisata dalam forum ASEAN Comittee Meeting di Myanmar bulan April 2019 lalu menambahkan bahwa ASEAN Standard Competency untuk sektor pariwisata merupakan hasil kerjasama antara ASEAN dan Australia. Untuk mempererat hubungan antara keduanya dan meningkatkan kualitas di kawasan ASEAN, maka ia telah mengusulkan kepada pemerintah Australia untuk memetakan kerangka kurikulum belajar antar kedua regional dengan menggandeng industri, sehingga kualitas akan meningkat dan biaya belajar ke Australia dapat ditekan dengan menggunakan platform digital.

Apalagi di sisi lain seperti yang disampaikan Presiden Indonesia Joko Widodo bahwa keterampilan vokasional yang akan dibutuhkan pasar—the emerging skills—harus sudah dilatihkan sejak pendidikan menengah ini, jelasnya.

Melalui undangan dari Australia, AJAR Hospitality menjelaskan secara rinci bagaimana proses penerapkan hybrid learning untuk proses pendidikan pada dunia pariwisata dengan basis ASEAN standard yang meliputi pendidikan dan pelatihan vokasi perhotelan, akselerasi percepatan pembangunan SDM desa wisata, dan industri perhotelan.

Ketua BBLK Medan, Muhammad Ali menjelaskan konsep belajar hybrid sangat tepat diterapkan pada lembaga pendidikan vokasi yang ia pimpin karena berbasis kompetensi dimana struktur dalam proses belajar berfokus pada kelas praktek yang berkomposisi 30 persen teori dan 70 pesen praktek.

“Konten teori disampaikan secara digital dengan menggunakan materi web interaktif, video, quiz dan online coach, sedangkan selebihnya praktek di laboratorium pariwisata yang kami milliki. BBPLK Medan dalam proses pilot project untuk paket on board mulai Januari 2020, setelah kami hitung-hitung program hybrid ini dapat memangkas 45 persen dari total alokasi anggaran per paket,” kata Ali melalui sambungan telefon.

Untuk diketahui bahwa BBPLK Medan menyelenggarakan program boarding bagi para peserta yang bersal dari Labuan Bajo, dimana BBPLK menyediakan fasilitas menginap, makan dan minum bagi para peserta pelatihan. Melalui penerapan program hybrid ini, maka durasi belajar dibagi menjadi 1 bulan teori dimana peserta tidak harus datang ke Medan dan 2 bulan berada pada lokasi pelatihan untuk melakukan praktek. Dengan inovasi tersebut, maka biaya penginapan dan konsumsi dapat dikurangi tanpa mengurangi output program pelatihan.

Claire Field yang menjadi moderator dalam diskusi bertajuk teknologi tersebut mengungkapkan bawah arsitektur yang dirancang oleh AJAR dapat menjadi revolusi metode belajar bagi dunia pendidikan vokasi.

“Arsitektur system hybrid ini dapat digunakan oleh kampus-kampus di Australia untuk menyaring lebih banyak pelajar dari ASEAN karena biaya belajar yang diperlukan relatif lebih murah dari pada gaya belajar konvensional,” ujar Claire Field dalam program diskusi ASEAN Australia Education Dialogue (AAED) 2019. [dar]

Tak Ada Niat Baik Selesaikan Sengketa, Yayasan Pendidikan Al Hidayah Permainkan Warga

Sebelumnya

Pembatalan Kenaikan UKT oleh Menteri Nadiem Tidak Menyelesaikan Masalah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Pendidikan