Rektor Universitas Islam Sumatera Utara (UISU), Dr. H. Yanhar Jamaluddin, MAP berharap film pendek Surat Cinta Buat Tegar, menjadi media edukasi ke seluruh masyarakat Indonesia untuk mencegah dan menanggulangi HIV/AIDS. “UISU mengambil peran ikut peduli mengurangi epidemik penyebaran HIV/AIDS atau dengan kata lain, UISU harus menjadi kampus peduli HIV/AIDS,” ujar Rektor usai menyerahkan film pendek Surat Cinta Buat Tegar, sebuah karya produksi UISU, kepada Menteri Kesehatan RI, Terawan Agus Putranto, kemarin (30/11) di Lapangan Gazeebu, Bandung, Jawa Barat.
Hadir dalam kesempatan itu, Dekan FK UISU dr Indra Janis MKT, bersama Ketua Prodi Profesi FK UISU Dr. dr. Umar Zein, DTM&H, Sp.PD, KPTI, Ketua Iluni FK.UISU dr. Sarah Bintang Saragih dan dr. Marzuki S, M.KKK, turut diserahkan Novel Tegar yang diterima Dirjen P2P Kemenkes RI Anung Sugihantono pada peringatan Hari AIDS Sedunia 2019.
Dekan FK UISU, dr Indra Janis MKT mengatakan hadirnya film pendek produksi FK UISU bekerjasama dengan Swarnadwipa Production House pimpinan Dini Usman dengan Sutradara Roy Julian, kiranya dapat menjadi pembelajaran bagi seluruh pihak untuk bersama-sama mewujudkan 3 Zero. “Kita harapkan, film pendek ini dapat membuka cakrawala bagi semua pihak agar bisa bersama-sama mewujudkan Three Zero yakni tidak ada infeksi baru HIV, tidak ada kematian akibat AIDS, dan tidak ada lagi stigma dan diskriminasi,” harap Indra.
Hal senada juga diharapkan Ketua Prodi Profesi FK UISU, Dr. dr. Umar Zein, DTM&H, Sp.PD, KPTI. Dirinya juga berharap, tidak ada lagi diskriminasi yang dialami pengidap HIV/AIDS di Indonesia. “Yang dijauhi itu, bukanlah orangnya, tapi penyakitnya. Makanya, kita harapkan stigma dan diskriminasi tidak lagi terjadi,” ujar Umar Zein sembari menjelaskan bahwa kisah nyata pengidap AIDS yang menerima stigma dan diskriminasi di Sumatera dia tuliskan dalam bentuk novel dan dikembangkan lagi menjadi bentuk film pendek oleh UISU dengan sutradara Roy Julian yang diterima Menteri Kesehatan RI.
Sementara itu, Menkes RI dr Terawan Agus Puranto menjelaskan, kampus merupakan institusi yang potensial dan strategis untuk menerapkan dan membina hidup sehat, karena di Indonesia terdapat 4.500 Perguruan Tinggi/Kampus dengan angka partisipasi kasar 32,5% di tahun 2018 dan diharapkan naik menjadi 35% di tahun 2019.
“Kampus merupakan institusi yang memiliki norma/kebijakan yang harus dipatuhi oleh seluruh masyarakat kampus. Oleh sebab itu, mahasiswa merupakan aset negara yang akan melanjutkan pembangunan bangsa dan masyarakat kampus dapat menjadi agen perubahan untuk hidup sehat di tengah masyarakat,” jelasnya.
Melihat potensi ini dan sejalan dengan Tridarma Perguruan Tinggi yaitu pendidikan, penelitian/pengembangan dan pengabdian masyarakat, Kementerian Kesehatan membuat terobosan untuk optimalisasi peran kampus dalam pelaksanaan upaya kesehatan melalui Program Kampus Sehat. Kampus Sehat merupakan suatu pendekatan komprehensif dan terintegrasi yang melibatkan seluruh komunitas perguruan tinggi, mahasiswa, dosen, tenaga kependidikan, dan lainnya untuk menciptakan kampus sebagai tempat belajar dan bekerja yang sehat.
Upaya promotif dan preventif merupakan kegiatan utama pada Kampus Sehat untuk pencegahan penyakit menular dan tidak menular, peningkatan kesehatan mental, peningkatan kualitas kesehatan lingkungan, pencegahan tindak kekerasan dan perundungan serta upaya-upaya untuk meningkatkan kualitas hidup komunitas kampus. [top]
KOMENTAR ANDA