post image
KOMENTAR

Hari Ulang Tahun Indonesia yang ke-74 dirayakan dengan sangat meriah dengan berbagai perlombaan oleh masing-masing daerah. Perlombaan yang paling sering dilakukan adalah Lomba makan kerupuk, panjat pinang dan lain sebagainya. Semua perlombaan tentang perjuangan dan pengorbanan. Namun salah satu tempat kursus di Medan. Tepatnya di Rumah Belajar Syariah Mufti, Jln. Medan Utara No. 51, Kelurahan Indra Kasih, Kecamatan Medan tembung, melaksanakan perlombaan yang cukup berbeda, walapun lomba yang diadakan tidak tepat  pada 17 Agustus, namun kemeriahannya seperti tujuh belasan. Tempat kursus itu sudah berjalan sekitar 2,5 tahun. Rumah Belajar Syariah Mufti yaitu tempat les Bahasa Inggris dan Matematika untuk anak SD, SMP dan SMA, juga memberikan les private.

Perlombaan yang diadakan kursus tersebut bernama 'Independece Competition'. Lomba itu menarik perhatian masyarakat di sekitar lingkungan karena lombanya berupa bermain sambil belajar yang diikuti oleh anak SD dan SMP. Contohnya lomba teka-teki matematika, ular tangga, scrabble, speech, spelling B dan rengking satu. Semua perlombaan yang diadakan berhubungan dengan matematika dan bahasa inggris sehingga anak-anak yang mengikuti lomba itu sangat senang. Selain lomba yang diberikan gratis juga mendapatkan hadiah berupa piala dan sertifikat.

Rumah belajar Syariah Mufti baru pertama kali membuat perlombaan. Anak-anak  yang kursus di tempat itu sangat berpartisipasi dan bersemangat, para orang tua yang menyaksikan anak-anaknya dalam perlomba juga ikut senang. Beberapa orang tua menunggu dari awal hingga akhir acara walaupun ada anak yang tidak menang dalam perlombaan, namun kursus tersebut memberikan penghargaan pada setiap anak yang mengikuti lomba itu. Perlombaan yang diadakan memang bukan perlombaan besar, hanya menggunakan tempat halaman rumah sebagai tempat acaranya. Namun semangat anak-anak yang mengikuti lomba luar biasa,  terlihat pada hari itu hujan turun sangat lebat tetapi tidak mematahkan semangat mereka datang hanya untuk berlomba.

Perlombaan bagi sebagaian orang adalah untuk mencari pemenang, namun bagi sebagian lagi adalah untuk mengasah dan terus mencoba. Menang kalah dalam perlombaan adalah hal biasa. Gagal juga merupakan hal biasa. Namun bangkit dari kegagalan adalah kemenangan yang sesungguhnya. Dari lima puluh anak yang belajar di kursus itu, hanya ada sekitar tiga puluh anak yang berani ikut lomba. Tiga puluh anak itu adalah pemenang. Mereka sudah berani melawan rasa takut yang ada di dalam diri.  Inilah yang menjadi acuan dari kursus itu bahwa kalah dan menang menadapatkan penghargaan. Namun mungkin usaha untuk menang memang perlu lebih keras lagi karena niat tanpa usaha tidak akan berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Jika niat sudah mantap maka usaha harus luar biasa. Walau sekecil apapun penghargaan yang diberikan, anak-anak yang sudah berani untuk mencoba layak diberikan hadiah.

Di Rumah Belajar syariah mufti ini memberdayakan mahasiswa-mahasiswa akhir sebagai tutor untuk mengajar. Mereka juga sekaligus sebagai panitia di acara lomba . Untuk itu, kursus ini sangat membantu mahasiswa akhir yang sedang membutuhkan banyak biaya.  Tersedia sebanyak 23 piala yang diberikan. Anak-anak juga diberikan banyak kesempatan untuk mengikuti segala jenis lomba sehingga anak-anak boleh mengikuti semua lomba. Ada beberapa anak yang memenangkan dua lomba sekaligus. Untuk itu, di lomba ini anak-anak bebas dan tidak dibatasi.

Perayaan HUT Indonesia yang bertemakan Indonesia Maju dan SDM Unggul, sangat cocok dengan lomba yang diadakan oleh tempat kursus ini. Untuk itu selain bersenang-senang dalam permainan, lomba ini banyak menambah ilmu dan wawasan. Sehingga dari sinilah terbentuk generasi-generasi emas yang memiliki sumber manusia yang unggul untuk menjadikan Indonesia maju.

Mahasiswi S1 Pendidikan Bahasa Indonesia Unimed

Menghilangnya Karakter Kebangsaan pada Generasi Z

Sebelumnya

Hilangnya Jati Diri Seorang Siswa

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Opini