Inovasi minuman prebiotik lokal yang bersumber dari susu kerbai yang difermentasi dalam wadah bambu membuat tiga mahasiswa Universitas Sumatera Utara (USU) menjuarai kontes inovasi internasional di Seoul, Korea Selatan. Ketiga yakni Muheri Indra Aja Nasution, Muhammad Dava Warsyahdhana, dan Herman Syah.
Mereka bagian dari 187 tim yang berasal dari 12 negara yang ikut serta dalam ajang World Invention Innovation Contest yang digelar Asia Invention Creativity Association (AICA) pertengahan Juni 2019 lalu.
Dari 12 kategori yang tersedia, tim yang dibimbing dosen Dr Nurzainah Ginting ini, berlomba di kategori food and health. Mereka mempresentasikan minuman prebiotik yang disebut Gajura S.Pd. Gajura itu sendiri singkatan dari Galang, Tanjung Morawa; yakni nama dua kecamatan di Kabupaten Deli Serdang yang menjadi sumber utama bahan susu dan tanaman untuk kepentingan produksi minuman tersebut.
"Saat presentasi di Korea, kami membawa semua peralatan yang diperlukan dari Medan. Termasuk bambu dan daun pisang," kata Muheri kepada wartawan di Medan, Senin (24/6/2019).
Disebutkan Muheri, temuan minuman prebiotik ini sendiri bermula ide tentang pemanfaatan fermentasi susu kerbau. Selama ini fermentasi yang dilakukan hanya untuk menghasilkan dadih, hasil pembekuan susu.
Ternyata setelah diteliti lanjut, cairan dari proses fermentasi itu bisa menjadi minuman kesehatan. Apalagi bambu memiliki banyak mikroba yang baik, sehingga hasil olahan dari fermentasi itu mengandung banyak bakteri baik. Termasuk Lactobacillus Plantarum, yakni bakteri laktat yang hidup normal dalam saluran pencernaan manusia dan dapat mencegah kanker.
Dalam prosesnya, susu itu terlebih dahulu dipasturisasi dengan suhu sekitar 60 derajat celcius. Kemudian dimasukkan dalam tabung bambu, lantas ujungnya ditutup dengan daun pisang yang sudah dilenturkan dengan cara dipanaskan di atas api. Seterusnya dibiarkan selama 48 jam. Berikutnya susu hasil fermentasi itu diberi pemanis dengan menggunakan air rebusan daun stevia (Steviarebaudiana).
"Rasanya manis alami, dan boleh dikonsumsi penderita diabetes," kata Muheri.
Dari presentasi inovasi ini, tim berhasil menyabet tiga gelar. Masing-masing Gold Medal for the invention, kemudian First Grade untuk recognition of the most stupendous and creative work at World Invention Academic Conference 2019, dan Special Award untuk certifying the outstanding creativity and novelty of the honorable invention.
Ketua Program Studi Peternakan, Fakultas Pertanian USU, Prof Hasnudi menyatakan, terkait prestasi anak didiknya dalam ajang Internasional tersebut, maka USU akan memberikan penghargaan. Selain itu mereka juga akan semakin digembleng untuk mempertajam visi dan kemampuan untuk inovasi-inovasi berikutnya. Sementara produk Gajura S.Pd itu kini tengah dipatenkan dan kemungkinan akan diproduksi.[dar]
KOMENTAR ANDA