Perkembangan perbankan syariah di Indonesia terus menunjukkan trend positif dimana saat ini market share mereka mencapai 5,5 % dari total pangsa pasar industri perbankan secara nasional. Hal ini disampaikan Corporate Secretary BNI Syariah Adjat Djatnika dalam sambutannya pada kegiatan 'Bincang-bincang Bersama Jurnalis' dengan tema Trend Perbankan Syariah 2018 sekaligus Launching Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) di Medan.
Secara khusus bagi BNI Syariah, trend positif ini terjadi berkat berbagai program yang tetap berlandaskan tujuan Syariah. Salah satunya yakni Hasanah Banking Partner dimana mereka mengembangkan berbagai seperti Tabungan BNI iB Hasanah, Tabungan BNI iB Baitullah Hasanah, BNI iB Griya Hasanah, Wakaf Hasanah termasuk memfasilitasi program perjalanan Wisata Halal ke berbagai destinasi wisata di Indonesia maupun Mancanegara.
"Artinya dengan mudah siapa saja bisa mewakafkan hartanya dan itu akan "dibawa mati", karena argo nya akan terus berkembang meskipun kita sudah tiada," katanya, Kamis (15/3).
Keberhasilan berbagai program ini menurut Adjat tidak terlepas dari pembinaan hubungan yang baik antara BNI Syariah dengan pemerintah dan berbagai kalangan masyarakat termasuk jurnalis. Hal ini jugalah yang mendorong mereka menggandeng Serikat Perusahaan Pers (SPS) dan Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) untuk bersinergi.
"Untuk itulah, BNI Syariah bersama dengan rekan-rekan wartawan membentuk Jurnalis Ekonomi Syariah (JES) dengan tujuan membantu pemerintah, industri syariah dan praktisi syariah serta siapa saja yang berkaitan dengan ekonomi syariah dimana JES ikut serta (pro aktif) dalam menumbuhkan ekonomi syariah di Indonesia," ujarnya.
Ia memaparkan jumlah penduduk muslim Indonesia yang terbesar di dunia, merupakan potensi besar bagi perbankan syariah. Terbukti dengan Aset, DPK dan pembiayaan perbankan syariah yang terus tumbuh dari tahun ke tahun.
Selain itu, potensi industry halal di Indonesia, serta dukungan nyata pemerintah seperti pembentukan Komite Nasional Keuangan Syariah dapat mendorong perbankan syariah dan menjadikan Indonesia sebagai pusat keuangan syariah dunia.
Disampaikan dalam industry halal terdpat potensi halal food sebesar Rp 2.300 Triliun, islamic fashion sebesar Rp190 Triliun, halal tourism sebesar Rp135 Triliun, haji dan umrah sebesar Rp 120 Triliun, dengan potensi dana wakaf sebesar Rp377 Triliun dan zakat sebesar Rp 271 Triliun. [rtw/rmolsumut]
KOMENTAR ANDA