Pengamat Sosial dan Politik Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara (UMSU), Arifin Saleh Siregar mengatakan Tengku Erry Nuradi akan menjadi sosok yang tertuduh atas munculnya pose dua orang mirip petinggi BUMD Sumut sedang berpose "dua jari" bersama calon gubernur Djarot Syaiful Hidayat.
"Pose itu akan memunculnya persepsi bahwa Pemprovsu dan jajarannya termasuk BUMD selaku perusahaan daerah dibawah mereka sudah berpihak kepada calon tertentu," katanya, Rabu (28/2).
Arifin Saleh menyebutkan, pose "dua jari" bareng Djarot yang dilakukan oleh orang yang mirip Direktur Keuangan PDAM Tirtanadi Medan dan Dewan Pengawas PD Aneka Industri Jasa (AIJ) Rudi Tampubolon bisa saja disebabkan ketidaktahuan mereka terhadap aturan yang melarang mereka untuk melakukan hal yang dinilai mengkampanyekan pasangan calon tertentu. Dalam hal inilah menurutnya, Tengku Erry Nuradi selaku Gubernur Sumatera Utara harus kembali memberikan penegasan kepada seluruh pejabat publik agar berhati-hati dalam berperilaku.
"Gubernur harus memberikan penegasan kepada jajarannya agar tidak menunjukkan keberpihakan terhadap calon tertentu. Ini bisa membuat nama Gubernur jadi tercoreng, masyarakat nanti menilai bahwa Pemprovsu dan jajarannya sudah memihak pasangan calon tertentu. Itu pasti akan muncul dalam opini publik," ujarnya.
Selain penegasan dari Gubernur, Arifin juga berharap agar seluruh pejabat publik memahami posisi mereka. Karena kondisi seperti ini dapat menimbulkan kegaduhan ditengah meningkatnya konstelasi politik pada Pilgubsu 2018.
"Karena pose ini kan akan dianggap mengisyaratkan dukungan para pejabat tersebut kepada paslon tertentu. Tentunya keluarga mereka akan melihat itu sebagai sinyal dukungan. Dan itu akan merugikan pasangan calon lain," pungkasnya.[rtw/rmolsumut]
KOMENTAR ANDA