post image
KOMENTAR
Rentetan dentuman meriam memecahkan keheningan pada Sabtu (23/12) di Bumi Perkemahan Sibolangit, Kabupaten Deliserdang, Sumatera Utara. Dentuman meriam ini merupakan penanda dibukanya kegiatan JAMBORE I AIS-BS.

Namun ada yang berbeda kali ini. Meriam bambu yang berdentum bukan dipicu oleh seseorang, namun dihidupkan oleh sebuah robot. Robot yang beraksi ini merupakan prototipe robot penjinak bom karya Bengkel Robot Az-Zakiyah Medan.

Guru Pembimbing Robotik di sekolah Az-Zakiyah Islamic School (AIS) Medan, Hadi Ismanto, mengungkapkan kegembiraannya usai melihat keberhasilan aksi prototipe robot penjinak bom mereka kali ini. Hadi memaparkan bahwa tim Bengkel Robot Az-Zakiyah sangat serius dalam menyiapkan robot karya mereka agar sukses menjalankan misinya dalam pembukaan JAMBORE I AIS-BS. Hadi juga menambahkan, setelah kesuksesan ini, Bengkel Robot Az-Zakiyah akan terus melakukan riset untuk menciptakan robot-robot lain yang berguna bagi kehidupan masyarakat. "Alhamdulillah kita sudah sukses dengan model dasar robot ini. Insya Allah robot yang merupakan prototipe robot penjinak bom ini, terus kami kembangkan. Kami juga akan mengembangkan dan mengaplikasikan model dasar robot ini agar bisa menjadi robot pemadam kebakaran, robot pendeteksi panas, dan berbagai robot lainnya. Mohon doa dan dukungan semua pihak juga," ungkap Hadi usai seremoni pembukaan jambore.

Menurut rencana, JAMBORE I AIS-BS ini akan digelar selama 2 hari, yakni 23-24 Desember 2017. Dalam jambore kali ini, selain kesuksesan aksi prototipe robot penjinak bom, para pemanah-pemanah cilik juga turut beraksi. "Dalam 2 hari ini para siswa, orang tua, dan guru akan mengikuti sejumlah kegiatan yang menarik. Mereka akan berbaur dalam setiap kegiatan untuk menciptakan sinergi yang baik," ujar Ketua Panitia JAMBORE I AIS-BS, Putra Perwira Lubis.

Direktur AIS-BS, Indah Hendrasari mengungkapkan bahwa jambore ini adalah sebagai pintu masuk untuk mengisi liburan anak dengan hal yang bermanfaat. "Harapan kami akan ada sinergi yang lebih berkualitas antara orang tua, guru, dan siswa," ujar Indah.

Indah juga mengungkapkan, ide awal melaksanakan jambore ini adalah karena adanya dorongan dari orang tua siswa yang ingin berlibur dengan merasakan camping bersama anaknya. "Kami mengedepankan sekolah ramah anak dan ramah otak. Dan camping merupakan bagian dari kegiatan sekolah. Anak-anak sudah terbiasa camping. Dan sekarang tinggal mensinergikan antara guru, orang tua, dan siswa, agar fitrah anak didik kita bisa terus tumbuh dengan baik" papar Indah.[rgu]

Tak Ada Niat Baik Selesaikan Sengketa, Yayasan Pendidikan Al Hidayah Permainkan Warga

Sebelumnya

Pembatalan Kenaikan UKT oleh Menteri Nadiem Tidak Menyelesaikan Masalah

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Artikel Pendidikan