Puluhan Jurnalis di Kota Medan mendesak agar Gubernur Sumatera Utara menata kembali seluruh perangkatnya yang bertugas memberikan pelayanan di Kantor Gubernur Sumatera Utara, termasuk personil Satpol PP selaku petugas keamanan internal. Desakan ini disampaikan oleh para jurnalis saat mendatangi kantor Gubernur Sumatera Utara di Jalan Diponegoro, Medan, untuk memprotes aksi pemukulan Jurnalis yang kesehariannya melakukan tugas peliputan di Kantor Gubernur oleh oknum anggota Satpol PP.
"Pimpinan tertinggi digedung ini harus bisa memberikan pemahaman kepada aparatnya bahwa kami para Jurnalis bukan musuh kalian. Kami sangat mengecam sikap-sikap arogan yang dipertontonkan oleh oknum-oknum Satpol PP dengan dalih menjaga kantor Gubernur. Apa harus dilakukan dengan memukul orang?," teriak Iqbal salah seorang peserta aksi, Rabu (17/3).
Iqbal menjelaskan, kehadiran mereka di Kantor Gubernur Sumatera Utara didasarkan tugas mereka untuk memberikan informasi kepada masyarakat mengenai seluruh kegiatan pemerintahan. Dengan demikian, tugas tersebut tidak boleh dipandang sebagai sebuah ancaman yang harus dihadapi dengan cara-cara kekerasan. Para pengunjuk rasa menduga, aksi arogan yang ditunjukkan oleh oknum anggota Satpol PP tersebut menjadi salah satu indikasi buruknya proses rekruitmen terhadap mereka.
"Keberadaan tenaga outsoutching Bansatpol PP hanya menghabis-habiskan anggaran Pemprovsu. Sebab pada kenyataannya, saat terjadi demo di kantor Gubsu justru Polisilah yang bertugas melakukan pengamanan bukanlah Bansatpol PP. Kami minta dia dipecat saja," teriaknya.
Aksi protes para jurnalis ini sempat diterima oleh Kabag Humas Setdaprovsu, Indah D Kumala. Akan tetapi para jurnalis meminta pimpinan dari Satpol PP sendiri yang turun langsung memberikan klarifikasi terhadap protes atas aksi pemukulan tersebut. Pada akhirnya Indah Kumala ditolak karena dianggap tidak memiliki kapasitas menjawab persoalan mereka.[rgu]
KOMENTAR ANDA