Pemerintah sebaiknya membangun smelter secara mandiri, ketimbang harus menunggu itikad baik dari PT Freeport Indonesia (PTFI).
Begitu kata Direktur Eksekutif Center off Energy and Resources Indonesia (CERI) Yusri Usman yang mendesak pemerintah untuk segera bersikap atas polemik status kontrak karya (PTFI).
Menurut Yusri, modal pembangunan smelter bisa dihimpun dari konsorsium BUMN di bidang tambang dan dana pensiunan. Ia memperkirakan dana pembuatan smelter hanya sekitar 2,5 miliar dolar AS.
"Saya melihat ini adalah langkah yang paling mungkin untuk menjaga lebih besar lagi kerugian bagi bangsa kita. Jadi kita tidak selalu ribut lagi sama Freeport dan PT Aman Mineral Sumbawa (ex Newmont) dia mau bangun atau tidak, tetapi semua hasil tambang berupa konsentrat atau bulion emas masuk smelter kita," ujarnya dalam diskusi publik bertema 'Maju Terus Pantang Mundur Implementasi UU Minerba Untuk Kepentingan Bangsa dan Negara' di Jakarta, Senin (13/3).
Dijelaskan Yusri bahwa pembangunan smelter oleh BUMN ini bisa menampung hasil tambang dari perusahaan tambang asing dan nasional yang tidak mempunyai smelter.
"Pendapatan negara akan bertambah serta menguntungkan industri dalam negeri yang memberikan efek berganda bagi pertumbuhan ekonomi nasional," terangnya.
Tidak hanya itu, pembangunan smelter milik negara juga bisa mengetahui hasil kandungan mineral berharga yang sebenarnya ditambang oleh Freeport, Newmont, maupun perusahaan tambang asing lainnya.
Apalagi perusahaan tambang seperti Freeport selama ini kerap menyembunyikan jumlah riil kandungan emas, perak, tembaga, dan mineral berharga lainnya yang telah digali hampir 50 tahun. Mereka berdalih tidak bisa membangun smelter karena alasan ekonomis dan bukan bidang keahlian mereka.
"Kalau kita tunggu mereka akan bangun smelter, maka saya yakin tidak akan pernah akan dibangun. Ini semua akan membuka berapa sih prosentasi emas, perak, dan tembaga dan minerla berharga lainnya dari setiap ton konsentrat yang dihasilkan dari bumi kita baik dari Freeport maupun maupun tambang lain," tegas Yusri.[rgu]
KOMENTAR ANDA