post image
KOMENTAR
Pengurus Wilayah Jam’iyyatul Qurra’ wal Huffazh (JQH) NU DKI Jakarta mengadakan halaqah untuk menyikapi isu Sara yang meresahkan warga saat Pilgub DKI Jakarta. Salah satu yang meresahkan adalah selebaran spanduk tentang memandikan jenazah.

Ketua PW JQH, Ustadz Achmad Zarkasyi mengatakkan bahwa tujuan dari halaqah juga untuk memberikan pemahaman kepada para ustadz, kiai dan tokoh agama agar ikut memberikan pemahaman yang benar tentang agama. Sehingga, agama tidak lagi diseret sedemikian jauh dalam gelanggang politik praktis, apalagi menyebabkan keresahan di tengah umat.

Menurut Ustadz Zarkasyi, ancaman semacam itu sudah tidak masuk akal. Hal itu menunjukkan kepanikan orang yang menyebarkannya. Dalam hukum Islam (fiqh), mengurus jenazah berhukum fardhu kifayah. Semua orang akan berdosa jika tidak ada yang mau mengurus jenazah di sebuah lingkungan. Mengurus jenazah itu kewajiban orang yang hidup. Jahat sekali jika urusan jenazah dijadikan alat berpolitik demi merebut kekuasaan. Ancaman tidak mengurus jenazah hanya karena pilihan calon gubernur dalam Pilkada merupakan sikap yang bertentangan dengan ajaran agama Islam.

"Para ustadz dan tokoh agama jangan mau dibohongi oleh oknum politisi yang sengaja mengeruhkan suasana dalam Pilkada Jakarta," ujar Ustadz Zarkasyi dalam acara tersebut di di hotel Diradja, Jalan Tendean, Jakarta Selatan, Minggu (12/3).

Zarkasyi menegaskan, politik harus tetap menjaga etika dan kerukunan umat. Tidak boleh menghalalkan segala cara hingga agama pun seperti dibajak sedemikian rupa hanya untuk menjegal pasangan calon tertentu dan memenangkan pasangan calon yang lain.

"Ingat ya, agama itu terlalu suci untuk dibajak demi kepentingan politik sesaat. Saya mengajak agar kita menghentikan cara-cara kotor seperti itu. Jika diteruskan, saya khawatir pemilik agama, Allah SWT, akan murka pada kita semua," kata Ustadz Zakasyi.

Lebih tegas, Ustadz Zarkasyi mengajak para tokoh agama untuk kembali menyebarkan ajaran agama yang mendamaikan dan menenangkan umat.

"Islam itu agama rahmat. Para ustadz dan tokoh agama harus mengajarkan nilai-nilai moral dan kebaikan kepada masyarakat. Kita semua bertanggung-jawab di dunia dan akhirat. Jangan sampai agama dijadikan alat untuk menyebar kebencian dan permusuhan. Permusuhan dan kebencian jelas tidak sejalan dengan ajaran Islam yang sangat luhur ini," tandasnya.

Acara halaqah tersebut diisi oleh dua nara sumber, yaitu KH. Taufik Damas (Koordinator Relawan Nusantara/RelaNU) dan KH. Zuhri Yaqub, Wakil Rois Syuriah PWNU DKI Jakarta. Selain dua narasumber tersebut, halaqah juga dihadiri oleh KH. Ahmad Zahari, Katib Syuriah PWNU DKI Jakarta yang memberikan kata sambutan.[rgu/rmol]

Bank Sumut Kembalikan Fitrah Pembangunan, Kembangkan Potensi yang Belum Tergali

Sebelumnya

Berhasil Kumpulkan Dana Rp 30 Juta, Pemkot Palembang Sumbang Untuk Beli APD Tenaga Medis

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ragam