Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) dinilai lamban merespon kekecewaan masyarakat Minang atas dugaan adanya mafia wasit dalam pertandingan semifinal Piala Presiden 2017, antara Arema Malang FC dengan Semen Padang FX di di Stadiun Kanjuruhan Malang.
Tokoh muda Minang, Andre Rosiade menyayangkan Arema tetap dinyatakan menang 5-2, padahal dua gol penyerangnya yakni Cristian Gonzalez sangat jelas telah offside.
"Sudah tidak zamannya lagi kalau ada protes didiamkan, supaya orang lupa. Kami akan tetap menuntut sampai kapanpun. Kami masyarakat Minang tidak akan lupa karena dua kali 'dikadalin' wasit, pada ISL 2014 dan Piala Presiden 2017," tegas Andre kepada wartawan, Jumat (10/3).
Mantan Presiden Mahasiswa Trisakti itu pun membandingkan yang terjadi dalam pertandingan Liga Champions antara Barcelona vs Paris Saint German (PSG). Buruknya kepemimpinan Wasit Deniz Aytekin berdampak besar terhadap hasil pertandingan.
Komite Wasit UEFA kemudian bergerak dengan mempelajari tayangan ulang dan hasilnya berencana membekukan wasit Aytekin dengan tidak memberikan kesempatan untuk memimpin Liga Champions.
Respon yang dilakukan sangat cepat ini menurut Andre, berbanding terbalik dengan apa yang terjadi dalam pertandingan Arema vs Semen Padang.
"Kepada pimpinan PSSI, ketum PSSI, Exco PSSI, sudah tidak zamannya protes didiamkan. Apa yang dilakukan Komite Wasit UEFA contohnya, wasit dijatuhi sanksi tegas jika ada main ataupun melakukan kesalahan fatal dalam memimpin lapangan," jelas Andre.
Pertandingan Arema vs Semen Padang sejak awal sebenarnya sangat jelas. Bagaimana gol pertama striker Cristian Gonzalez offside, begitu juga pada gol ke empat. Namun karena kelalaian dan atau adanya dugaan permainan wasit berdampak pada hasil akhir.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA