Pemerhati Politik di Sumatera Utara, Bakhrul Khair Amal mengatakan dinamika politik yang tinggi akan terjadi pada gelaran Pemilihan Umum Gubernur Sumatera Utara (Pilgubsu) 2018 mendatang. Hal ini disampaikannya mengingat Sumatera Utara selalu menjadi salah satu daerah dengan tingkat heterogenitas yang tinggi baik dari sisi agama, suku, ras dan antar golongan.
Berbicara dalam diskusi "Dinamika Politik Jelang Pilgubsu 2018" di KPU Sumatera Utara, Bakhrul mengatakan persoalan hukum yang terjadi belakangan ini di Sumatera Utara akan menambah "bumbu" perpolitikan yang berlangsung.
"Kita mengetahui ada aturan yang memperbolehkan mantan narapidana untuk ikut sebagai peserta, dan ini akan memunculkan dinamika baru dalam perpolitikan," katanya, Rabu (8/3).
Kandidat Doktor Universitas Negeri Medan ini menjelaskan, khusus di Sumatera Utara kehadiran para mantan narapidana untuk ikut bertarung di Pilgubsu 2018 sangat berpeluang terjadi. Bahkan mereka berpotensi memenangkan pemilu, seperti yang terjadi dibeberapa daerah di Indonesia seperti Gorontalo dan beberapa daerah lainnya.
"Faktor kedekatan secara historis antara pemilih dengan calon memang bisa menghilangkan etika berpolitik yang terjadi. Dan itulah dinamika pada masyarakat yang selalu berkelompok-kelompok saat terjadinya pemilu. Disini jugalah dituntut kejelian partai politik dalam menyaring sosok yang akan diusungnya," ungkapnya.
Diketahui Pilkada 2017 pada sejumlah daerah di Indonesia dimenangkan oleh calon yang sedang terjerat kasus hukum dan berstatus terdakwa maupun terpidana. Hal ini seperti yang terjadi di Buton dan Gorontalo serta beberapa daerah lainnya di Indonesia.[rgu]
KOMENTAR ANDA