Jalan yang menghubungkan Sumatera Barat-Riau, tepatnya di KM 186, Kecamatan Pangkalan Koto Baru, Kabupaten Limapuluh Kota, yang sempat terputus pada Jumat, 3 Maret 2016 sudah dapat dilalui oleh kendaraan roda dua maupun roda empat.
Demikian disampaikan Staf Ahli Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) yang juga Koordinator Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR, Khalawi Abdul Hamid dalam keterangan tertulisnya kepada redaksi, Selasa (7/3).
Dikatakan Khawali, Kementerian PUPR segera melakukan langkah tanggap darurat dengan memobilisasi alat berat dan disebar ke lokasi-lokasi longsor usai mendengar ada peristiwa longsor.
Secara keseluruhan terdapat 156 titik longsor pada ruas jalan tersebut sepanjang 3 km yang menerus, dimana 64 titik mengalami timbunan longsor yang cukup parah.
Saat ini sebanyak 6 loader, 1 grader, 2 excavator, 10 dumptruck dan 1 vibroroller dan puluhan personil tim Penanggulangan Bencana Kementerian PUPR bersama BNPB, TNI, Kepolisian, aparat Pemda, dan masyarakat terus bahu membahu membersihkan longsoran, melakukan penimbunan, pemadatan jalan, dan pengaturan lalu lintas agar dapat dilewati kembali.
“Jalan yang sudah bisa dilewati baru satu lajur hingga Senin sore, sehingga harus melintas secara bergantian. Untuk truk dengan muatan berat belum diijinkan melintas dikarenakan material timbunan masih basah dan perlu pemadatan,” jelas Khalawi di Jakarta, Selasa (7/3).
Selain penanganan jalan, Kementerian PUPR juga mengirimkan bantuan air bersih kepada korban banjir di Kabupaten Lima Puluh Kota. Untuk penyediaan air bersih, telah dilakukan suplai air dari PDAM Kota Payakumbuh dan Kabupaten Limapuluh Kota dengan menggunakan 8 mobil tangki air (MTA) dan 30 hidran umum.
Tim Tanggap Darurat Ditjen Cipta Karya Kementerian PUPR bekerjasama dengan Satgas Cipta Karya Provinsi Sumatera Barat dalam penyediaan air bersih.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA