Kementerian Pertanian mendorong penggunaan pekarangan rumah dapat ditanami jenis cabai dan sayur-sayuran. Dengan cara ini, diyakini masyarakat utamanya ibu rumah tangga dapat mengurangi beban dari lonjakan harga bahan pangan, terutama cabai.
"Jadi Gerakan Tanam Cabai ini agar terjadi kemandirian cabai. Sehingga ke depannya kebutuhan rumah tangga bisa terpenuhi," kata Kepala Badan Penelitian dan Pengembangan Kementan M. Syakir saat menyerahkan benih cabai kepada Tim Penggerak PKK Kota Bogor, Jumat (24/2).
Hadir dalam acara tersebut Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiarto, Ketua Tim Pembinaan Kesejahteraan Keluarga (PKK) Bogor Yane Ardian Bima Arya, Kepala Pusat Penelitan dan Pengembangan Hortikultura Kementan Muhammad Pram Yufdy, serta 26 organisasi perempuan di Kota Bogor.
Syakir menjelaskan, Gerakan Nasional Penanaman Cabai (Gertam) merupakan upaya pemerintah mengajak masyarakat memenuhi kebutuhan cabai di rumah tangga sendiri. Kementan telah menyiapkan 10 juta bibit cabai untuk menyukseskan program tersebut. Adapun, untuk Bogor menerima bantuan sebanyak 30 ribu bibit pohon cabai untuk disebar ke rumah tangga.
"Target 10 juta bibit cabai akan kita kerahkan ke seluruh Indonesia, sehingga ke depan terjadi kemandirian cabai. Sehingga setiap daerah bisa memasok kebutuhan cabainya sendiri tanpa tergantung pasokan daerah lain," ujarnya.
Dia berharap, lewat program itu, masalah ketersediaan dan lonjakan harga cabai yang kerap terjadi setiap tahun tidak terulang lagi. Sebab, pemenuhannya cukup melalui penanaman di pekarangan rumah.
"Sehingga rumah tangga itu bisa mengurangi pengeluaran-pengeluaran, dan tidak terjadi harga cabai yang mahal," beber Syakir.
Tanaman cabai dipilih untuk program tersebut karena bisa dikembangkan di halaman rumah, ditanam di pot vertikal bahkan pot gantung.
"Jadi, program ini memenuhi tiga aspek yakni ekonomi, sosial dan kesehatan," kata Syakir sembari menekankan bahwa gerakan juga diperuntukkan untuk sayur-sayuran dan tanaman obat-obatan.
Untuk menyukseskannya, Kementan menggandeng para ibu yang tergabung dalam PKK, Ikatan Wanita Pengusaha Indonesia dan berbagai komunitas perempuan yang secara organisasi dan jaringan menjangkau ke banyak daerah.
"Ini merupakan tindak lanjut Kementan dengan Tim PKK Nasional untuk memberikan kontribusi menggerakkan pertanian, agar kedaulatan pangan bisa diwujudkan. Contohnya tidak ada impor beras dan impor jagung turun. Masalah cabai diperlukan keterlibatan PKK agar pekarangan rumah dapat dioptimalkan untuk menghasilkan cabai, sehingga terjadinya persoalan harga cabai bisa diredam," tegas Syakir.
Sementara itu, Wali Kota Bima Arya Sugiarto menyampaikan apresiasi atas program Kementan yang menggandeng PKK dan organisasi wanita yang ada di Kota Bogor. Menurutnya, program dapat membangun ketahanan pangan rumah tangga serta menumbuhkan kultur menanam di masyarakat.
"Keberadaan PKK sangat strategis menggerakkan masyarakat menanam cabai di halaman. Di mana, setiap Lebaran harga cabai naik. Kalau satu keluarga 10 pot maka saat Lebaran tidak pusing lagi dengan harga cabai yang mahal," jelasnya.
Dengan Gertam Cabai, lanjut Bima Arya, diharapkan mampu mengurangi pengeluaran rumah tangga dan membantu menyelesaikan masalah atas kenaikan harga cabai yang sering terjadi.
"Cabai merupakan salah satu tanaman wajib yang harus ada di rumah kader PKK. Gerakan kembali ke alam dan swasembada pangan akan terus ditingkatkan," imbuhnya. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA