Kapolri Jenderal Tito Karnavian terus memantau situasi politik pasca pilkada serentak di 101 daerah, 15 Februari lalu.
Tito menginstruksikan jajarannya untuk mendinginkan suasana seusai naiknya tensi politik pilkada.
"Sudah kami cek satu per satu seluruh polda, kami perintahkan pendinginan karena situasi kemarin sempat panas karena perbedaan pilihan," ujar Tito saat rapat kerja dengan Komisi III di Gedung DPR, Jakarta, kemarin.
Di Raker itu, Tito didampingi Wakapolri Komjen Syafruddin, Kabareskrim Komjen Ari Dono Sukmanto, serta Kapolda Metro Jaya Irjen M Iriawan.
Mantan Kapolda Metro Jaya ini berharap perbedaan pilihan di pesta demokrasi tidak menimbulkan perpecahan di masyarakat. Karena itu, pendinginan kondisi masyarakat harus dilakukan, semisal dilakukan di Aceh beberapa waktu lalu.
"Ibadah bersama seperti kami di Aceh, semua pasangan kita undang. Agar menyatukan kembali, perbedaan sudah selesai," kata mantan Kadensus ini.
Dia mengimbau, pasangan calon kepala daerah yang memenangi pilkada tidak euforia berlebihan. Calon kalah juga harus legawa menerimanya. "Kepada yang menang tidak euforia, yang tidak menang jangan berkecil hati," pungkasnya.
Tito juga mengkalim berhasil melakukan pengamanan termasuk mendinginkan suasana politik atau suhu politik, jelang hari H pencoblosan dan pasca pencoblosan.
Sementara, Mendagri Tjahjo Kumolo menyebut Tolikara, Jayapura, dan Aceh merupakan wilayah rawan, meski penghitungan suara pilkada telah dilakukan. Ketiga daerah itu perlu dapat perhatian soal pengamanan.
"Secara prinsip, pilkada ini aman, tapi Aceh, Tolikara, dan Jayapura saya kira perlu dicermati pasca pilkada," ujar Tjahjo usai rapat dengan Komisi II DPR di Senayan, Jakarta, kemarin.
Alasan ketiga daerah itu rawan karena berpotensi adanya massa pro dan kontra. Salah satunya adalah wilayah calonnya kalah tipis. "Potensi masih banyak yang pro dan kontra. Beda selisih, kenapa kok yang diharapkan menang kok kalah. Kan biasa itu," terang mantan Sekjen PDIP itu.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA