MBC. Semua pihak harus dapat menahan diri dalam mengkritisi kasus dugaan penistaan agama yang membelit Gubernur DKI, Basuki Tjahaja Purnama. Pengerahan massa seharusnya tidak perlu dilakukan dalam menyikapi masalah tersebut.
Begitu dikatakan koordinator Gerakan Mahasiswa Indonesia (GEMA Indonesia) Yusuf Aryadi di Jakarta, Senin (20/2).
Pernyataan itu sekaligus menyikapi aksi dari Forum Umat Islam yang rencananya dilakukan hari ini di Gedung DPR RI, Jakarta.
"Kami menghimbau semua pihak untuk menahan diri. Tidak perlu dengan pengerahan massa untuk sekedar menunjukkan bahwa punya massa. Selesaikan secara gentle melalui Pilkada putaran kedua," terangnya.
Gema Indonesia adalah gabungan dari beberapa kampus diantaranya Borobudur, STIE Ganesha, STIE SWADAYA, STKIP Kusuma Negara, Univ Asyafiiyah, dan Univ Islam Jakarta.
Yusuf menjelaskan, mobilisasi massa tidak perlu dilakukan untuk menghadapi suatu permasalahan, apalagi membawa isu-isu agama.
"Waspadai politisasi agama, itu kemunduran demokrasi Indonesia yang sedang bertumbuh, kecuali memang fenomena ini dilakukan oleh kelompok anti demokrasi yang membajak ruang demokrasi," jelasnya.
Walau begitu, Yusuf tidak melarang orang untuk membela agama dan ulama. Tapi, momentum aksi 212 tidak tepat karena masih dalam proses persaingan Pilkada. Apalagi jika ditemukan ternyata mereka ini bagian dari pendukung paslon Pilkada.
"Sekali lagi tidak perlu pengerahan massa besar-besaran untuk menyampaikan aspirasi, mengingat situasi kondisi nasional yang sedang mengalami dinamika. Percayakan pada wakil rakyat untuk menyelesaikan persoalan politik dan percayakan pada penegak hukum untuk menyelesaikan masalah hukum," terangnya.
"Kepada pihak kepolisian, jangan segan-segan untuk bisa bertindak tegas terhadap aksi-aksi yang berdampak pada ketertiban masyarakat." [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA