Front Pemuda Indonesia (FPI) berunjuk rasa di depan Mapolda Metro Jaya, Senin (20/2). Mereka mendesak aparat Kepolisian untuk bersikap pada rencana aksi 212 yang disinyalir sebagai upaya penggiringan pemakzulan (impeachment) Presiden Jokowi.
"Jika benar ada ke arah makar, maka Polisi jangan segan-segan untuk tangkap pelaku dan aktornya di balik aksi 212 itu," tegas Koordinator aksi FPI Muhammad Fadloly Al-Barkah.
Dia curiga, FUI masih berafiliasi dengan Front Pembela Islam dan GNPF-MUI yang sebelumnya melakukan aksi-aksi di Jakarta. Bendera agama juga dirasanya masih sebagai senjata untuk menghabisi salah satu calon tertentu di Pilkada DKI Jakarta.
"Saya melihat agak aneh dengan aksi kali ini, urusan Pilkada Jakarta jadi masuk ke ranah DPR. Yang gagal paham saya atau politisi DPR yang mainkan wayangnya itu," beber dia.
Fadloly juga menyoroti pilihan lokasi aksi di depan Gedung DPR RI. Sebab, momentum ini dianggap sejalan dengan proses angket yang sedang dibikin akrobat politik di parlemen.
"Tak terbayang entah sampai kapan agama dipakai untuk memuaskan hawa nafsu mereka. Lantas, apa ada agenda lain selain tujuan politik," ujarnya.
Oleh karenanya, dia menyimpulkan bahwa ini tujuan politis menggagalkan salah satu calon berkeyakinan lain di Pilkada DKI putaran kedua.
"Jika ingin menuntut Ahok dilengserkan, bukankah jalur politik di parlemen kubu anti Ahok sudah menggulirkan hak angket? Jika mereka menuntut stop kriminalisasi ulama, ulama yang mana? Bukankah ada alat bukti Rizieq Shihab melakukan tindakan asusila? Sayangnya semua diabaikan," tandasnya.
Dalam aksinya, mereka juga menggelar sejumlah spanduk bertuliskan "Polisi segera tangkap pelaku aksi makar 212, Urusan Pilkada jangan bawa-bawa umat, Beda politik bukan berarti bermusuhan dan Pilih 2 atau 3 sama saja kita masih saudara".[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA