Warga Jalan Sinabung yang biasa dipanggil Mama Evi, mengeluhkan rendahnya cerobong asap Crematorium yang berada di Jalan Sinabung, Kelurahan Tanah Merah, Binjai Selatan.
Dirinya mengatakan, akibat asap pembakaran mayat yang berasal dari Crematorium tersebut, dia dan keluarganya sering mengeluhkan bau yang tidak sedap.
Selain bau yang menyengat, asap juga membuat keluarganya mengalami gangguan pernafasan. Akibatnya Evi (anaknya) mengalami sesak nafas sehingga harus dibawa ke klinik terdekat untuk berobat.
"Anak saya sesak nafas jadi harus dibawa berobat," beber orangtua Evi.
Orangtua Evi tidak mempersoalkan kehadiran Crematorium di kawasan tersebut, dirinya hanya meminta agar cerobong untuk mengeluarkan asap pembakaran tersebut dipertinggi.
"Saya dan keluarga hanya berharap cerobongnya ditinggikan," kata wanita berkacamata ini.
Warga lainnnya yang bernama Tongat, juga mengatakan kalau asap dari pembakaran mayat mudah tercium oleh warga Jalan Sinabung, Tanah merah, karena cerobong asap terlalu rendah.
"Karena cerobongnya rendah, sehingga asap mudah kali masuk ke rumah rumah, asapnya baunya juga menyesakkan. Aromanya menyengat," katanya.
Pria berkulit hitam ini mengatakan, kondisi udara akan kembali normal saat tidak ada kegiatan pembakaran mayat. Namun warga akan mulai mengeluh saat asap mulai keluar dari cerobong.
"Kami gak masalah ada Crematorium, karena kehadiran krematorium atas seijin warga. Kami hanya berharap agar cerobong asap ditinggikan lagi," harapnya.
Sebelumnya, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Binjai yang juga ketua komisi B, Jonita Agina Bangun, menyesalkan sikap Badan Lingkungan Hidup dan Pertamanan Kota Binjai yang belum menindaklanjuti laporan tertulis yang sebelumnya dikirim koleganya, Atan Sitepu.
"Hasil reses bapak Atan Sitepu belum ditindaklanjuti. Padahal sudah satu tahun laporan tersebut diberikan ke Badan Lingkungan Hidup dan Pertamanan kota Binjai," katanya.
Jonita berhadap agar Badan Lingkungan Hidup dan pertamanan kota Binjai segera mengambil tindakan dan meminta agar Crematorium tersebut segera menaikkan cerobong asapnya.
Sementara itu, Kabid Penindakan Kota Binjai, Mahruzar, saat di konfirmasi mengatakan pihaknya sudah bolak balik mengunjungi Crematorium, namun saat ditanyakan mengenai rekomendasi yang mereka keluarkan, dia hanya terdiam.
"Nanti telepon lagi ya. Bapak sedang ibadah. Saya ini stafnya," ungkap salah seorang pria yang mengaku stafnya Mahruzar, dan mengatakan agar menghubungi setengah jam lagi.
Namun saat dihubungi kembali nomor Handphone milik Mahruzar, nomor Handphone milik Mahruzar sudah tidak aktif lagi.[rgu]
KOMENTAR ANDA