post image
KOMENTAR
Integritas pimpinan KPK mulai dipersoalkan. Bocornya informasi soal operasi tangkap tangan Damayanti Putranti menjadi bukti awal tergerusnya integritas komisioner lembaga anti rasuah.

"Bocornya informasi OTT Damayanti kepada elit parpol penguasa mengonfirmasi ada permasalahan serius di dalam tubuh KPK. Ini jelas menjadi tanda tanya besar soal integritas KPK," ujar Ketua Presidium Perhimpunan Masyarakat Madani (PRIMA) Sya'roni, Jumat (3/2).

Menurut pengakuan Damayanti, sebelum penangkapan terjadi dirinya sudah diberitahu oleh Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto akan ditangkap oleh KPK. Sayangnya, kata Sya'roni, pengakuan Damayanti ini menguap tanpa tindak lanjut.

Integritas KPK, kata dia, juga tergerus dengan tidak terbuktinya label grand corruption pada kasus reklamasi teluk Jakarta.  Ketua KPK Agus Rahardjo pernah memberi label kasus yang disebut-sebut melibatkan peran Ahok ini dengan grand corruption, namun nyatanya hingga kini yang digarap KPK hanya sebatas operator lapangan.

"Semangat yang begitu membara di awal namun tiba-tiba padam di ujung, patut dicurigai kemungkinan masuknya intervensi yang begitu hebat sehingga para pimpinan KPK tidak berdaya," katanya.

Kecurigaan terhadap komisioner KPK bertambah karena kasus-kasus lainnya seperti pembelian lahan RS Sumber Waras dan lahan di Cengkareng Barat, juga belum mampu menjerat Ahok. Padahal BPK selaku auditor negara yang dijamin konstitusi sudah menyatakan ada unsur korupsinya.

"Namun KPK malah mementahkannya. Sehingga sangat wajar jika ada yang menaruh curiga kepada para komisioner KPK," imbuh Sya'roni.

Dia setuju dengan anggapan bahwa pimpinan KPK sudah 'cacat' sebelum dilahirkan. Jika dirunut ke belakang, proses seleksi pimpinan KPK berlangsung di luar kewajaran. Seluruh pansel KPK bentukan pemerintah dari unsur wanita, sampai-sampai ketika itu ada yang memelesetkannya sebagai Pansel PKK.

"Model pansel yang tidak umum ini mengundang kecurigaan rawan intervensi. Bila pansel saja rawan diintervensi, maka produk yang dihasilkannya otomatis rentan disetir," imbuh dia.

Untuk menjawab semua keraguan ini, Sya'roni menyarankan pimpinan KPK segera mengklarifikasi kasus bocornya OTT Damayanti dan kasus Ahok. Jawaban yang diberikan KPK sangat menentukan tingkat integritas KPK.

"Jika integritas telah tergerus, jangan harap kasus Ahok akan dituntaskan. Begitupun dengan kasus bocornya OTT yang pernah diungkapkan Damayanti. Kasus ini patut dibuka kembali," demikian Sya'roni.[hta/rmol]

 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa