Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, akhirnya memberlakukan sanksi baru terhadap Iran setelah Republik Islam itu melakukan uji rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan di lokasi rahasia.
CNN melaporkan, Departemen Keuangan AS menerapkan sanksi terhadap 25 individu dan perusahaan yang terhubung dengan program rudal balistik Iran dan yang memberikan dukungan kepada Korps Pengawal Revolusi Islam Iran.
Penasihat Keamanan Nasional AS, Michael Flynn, menyebut uji rudal Iran sebagai tindakan "provokatif" dan bertentangan dengan resolusi Dewan Keamanan PBB yang melarang Iran mengambil langkah-langkah pada program rudal balistik yang mampu meluncurkan senjata nuklir.
"Mereka tidak berperilaku baik," kata Trump soal Iran, ketika ia menandatangani perintah eksekutif itu di Oval Office pada hari Jumat kemarin (3/2).
Merespons sanksi baru itu, Michael Flynn, mengatakan bahwa selama ini masyarakat internasional telah terlalu toleran terhadap perilaku buruk Iran.
"Hari-hari di mana kita menutup mata terhadap tindakan bermusuhan Iran terhadap Amerika Serikat dan masyarakat dunia sudah berakhir," kata Flynn
.
Sanksi baru ini dirancang untuk tidak menghambat kesepakatan nuklir Iran yang sudah diteken AS dan Iran di masa jabatan Presiden AS sebelumnya, Barack Obama. Kesepakatan lama itu memungkinkan pencabutan sanksi utama terhadap Iran disusul pembatasan program nuklir Iran.
Namun, para pejabat pemerintahan Trump mengatakan sanksi tersebut tidak akan berpengaruh terhadap bahwa penawaran kerjasama antara perusahaan-perusahaan AS dan Iran, seperti perjanjian dengan Boeing untuk pengadaan armada jet.
Sementara Iran merespons sanksi baru itu dengan menyebutnya sebagai kebijakan "ilegal" dan "ekstrateritorial." Kementerian Luar Negeri Iran mengatakan, sanksi itu bertentangan dengan apa yang seharusnya dilakukan AS. Iran menegaskan bahwa program rudal mereka murni untuk "tujuan defensif".[egu/rmol]
KOMENTAR ANDA