post image
KOMENTAR
Partai Persatuan Pembangunan (PPP) mengkritisi respon emosional terdakwa kasus penistaan agama Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang berniat melaporkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH. Ma'ruf Amin dengan tuduhan memberikan keterangan palsu.

"Ancaman melaporkan ketua umum MUI adalah respon emosional," kata Sekjen PPP Arsul Sani, Rabu (1/2).

Jelas anggota Komisi III DPR ini, terlepas dari pasal pidana, seseorang yang memberikan kesaksian palsu di depan persidangan dapat dilaporkan atau dituntut secara pidana, namun hak hukum dari terdakwa atau penasehat hukumnya tidak perlu diekspresikan dengan cara mengancam-ancam secara emosional dalam persidangan.

"Apalagi ancaman itu ditujukan terhadap seorang ulama senior yang juga merupakan pimpinan tertinggi (Rais Aam) Nahdlatul Ulama, organisasi Islam terbesar di Tanah Air kita dengan jumlah anggota lebih dari 40 juta orang," sesal Arsul.

Sikap Ahok dan penasehat hukumnya menurut dia telah menambah atau memperbesar luka umat Islam pada umumnya dan warga NU pada khususnya.

Dalam konteks situasi sosial saat ini dimana degregasi kelompok-kelompok masyarakat sedang tajam, lanjut Arsul, Ahok atau penasehat hukumnya bisa mengingatkan KH. Ma'ruf Amin dengan cara yang lebih baik atau santun tentang sesuatu yang diyakini sebagai kesaksian tidak benar.

"Maka siapapun punya kewajiban moral untuk tidak menambah tajam, termasuk para penasehat hukum Ahok juga punya kewajiban moral maupun etika profesi untuk tidak menambah panasnya situasi sosial kita," jelasnya.

Selasa kemarin (31/1), dalam persidangan lanjutan kasus penistaan agama, pengacara terdakwa Ahok mengungkapkan bahwa mantan Presiden SBY menelepon Ketua Umum MUI KH. Ma'ruf Amin pada pukul 10.16 WIB, Kamis, 6 Oktober 2016. Dalam pembicaraan itu, SBY meminta KH. Ma'ruf Amin agar bisa mengatur pertemuan dengan pasangan Cagub dan Cawagub Pilkada DKI Jakarta nomor urut 1, Agus-Sylvi pada keesokan harinya di kantor PBNU.

KH. Ma'ruf Amin sendiri membantah ada telepon dan sms dari SBY. Soal dukungan, ia mengaku keberatan disebut telah mendukung pasangan Agus-Sylvi. Pertemuannya dengan Agus-Sylvi bukan dalam rangka memberi dukungan.[rgu/rmol]

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel