Gus Irawan Pasaribu menegaskan kalau Gerindra, partai pimpinan Prabowo Subianto tidak akan masuk kabinet walaupun ada penawaran tentang itu. Gus Irawan Pasaribu, ketua Komisi VII DPR-RI yang juga wakil ketua Fraksi Gerindra di DPR-RI, mengungkapkan ketegasan tersebut saat berbicara dengan wartawan, Selasa (24/1), menyikapi berbagai statement yang bermunculan. Memang dalam beberapa kesempatan Presiden Joko Widodo direncanakan akan merombak lagi susunan kabinetnya. Dari informasi tersebut, setidaknya ada empat kursi menteri yang ditawarkan ke Gerindra mengingat kedekatan dan pola komunikasi presiden dengan Prabowo Subianto beberapa waktu belakangan.
"Tidak ada masuk kabinet. Kita komit mengawal agenda pemerintahan. Kalau misalnya Gerindra pun masuk ke dalam sistem pemerintahan siapa lagi yang mengawal kebijakan di dewan," katanya.
Menurut Gus, Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto berulang kali menegaskan mereka konsisten di luar pemerintahan.
"Gerindra tidak akan mengubah kebijakan partai meskipun Presiden Jokowi mendekat kepada Prabowo Subianto," ujarnya.
Gus menambahkan Prabowo sebagai tokoh senior dan negarawan dapat membedakan kedekatan pribadi dengan urusan partai serta negara. "Pak Prabowo sangat sportif, pemaaf dan bukan tipe pendendam dan akan menghargai siapapun yang berniat dan bekerja baik untuk bangsa dan rakyat Indonesia," sebutnya.
Gus mengatakan Prabowo tetap mengambil posisi diluar pemerintahan sebagai kekuatan check and balance. Apalagi, menurut Gus Irawan, saat ini terjadi ketimpangan yang luar biasa antara suara yang tetap mau mengawal kebijakan dengan yang selalu menyetujui semua keinginan pemerintah.
"Coba lihat komposisi di gedung DPR-RI sekarang. Sudah lebih banyak partai pendukung pemerintah daripada yang tetap komit berjuang di luar pemerintahan," katanya.
Menurut Gus, kekhawatirannya yang paling dalam adalah ketika ada kebijakan yang harus diputuskan di dewan dan berhubungan dengan rakyat banyak. Namun kemudian, Gerindra tidak punya kekuatan suara yang maksimal untuk menolak. Biasanya saat voting suaranya akan selalu kalah.
"Untuk itulah kekuatan penyeimbang di dewan akan terus dijadikan Gerindra sebagai upaya mengawal kepentingan rakyat. Pada prinsipnya kita kan begini, kalau kebijakan itu demi rakyat kita dukung semuanya," ungkapnya.
"Tidak perduli apakah kita berada di dalam sistem pemerintahan atau diluar. Kalau memang itu untuk rakyat akan kita perjuangkan. Tapi kalau ternyata kebijakannya merugikan masyarakat banyak, kita tolak. Apa pun alasannya kalau bertentangan dengan keinginan rakyat tentu kita tentang," Demikian Gus Irawan.[rgu]
KOMENTAR ANDA