PT Garuda Indonesia (Persero) menargetkan efisiensi mencapai 200 juta dolar AS, tahun ini. Perseroan melakukan renegosiasi kontrak pembelian armada pesawat.
Direktur Utama Garuda Indonesia Arif Wibowo mengatakan, perseroan dalam dua tahun terakir memang fokus menurunkan fleet cost dan overhead cost lebih kompetitif lagi.
"Dua pilar utama dalam dua tahun terakhir ini yang perlu digarap. Kalau efisiensi tahun lalu bisa mencapai 170-an juta dolar AS, tahun ini diperkirakan 200 juta dolar AS," ujar Arif di Jakarta, kemarin.
Menurutnya, efisiensi tersebut dapat ditingkatkan karena perseroan juga mau bersinergi dengan anak usaha PT Citilink Indonesia dalam penerapan sistem kargo.
"Sistem kargo versi Garuda kan mahal, kami ganti pakai sistem Citilink," katanya.
Dia menjelaskan, perseroan juga akan melalukan renegosiasi besar-besaran terhadap kontrak-kontrak yang ada seperti dengan Airbus. Selanjutnya melakukan restruktur Airbus, kontrak perawatan pesawat. Termasuk di dalamnya kontrak dengan Rolls-Royce.
"Kami melakukan renegosiasi itu semua. Hasilnya, ada beberapa penurunan biaya perawatan. Termasuk di dalamnya engine Rolls-Royce kita lakukan renegosiasi," bebernya.
Ia menjelaskan, pembatasan atau pengurangan pemakaian engine Rolls-Royce dikarenakan fleet plan yang sudah didesain selama 10 tahun.
"Kami lebih fokus bagaimana semua fleet cost, atau biaya yang terkait biaya armada bisa turun. Ada tiga komponen tuh, leasing cost, maintenance cost, sama insurance cost. Semua itu direnegosiasi," terangnya.
Alhasil, katanya, perseroan mampu meningkatkan efisiensi yang cukup signifikan setelah melakukan renegosiasi. "(Jumlahnya) rahasia. Tapi, nggak sampai 50 persen, penurunannya cukup signifikan," katanya.
Pada bagian lain dia mengatakan, Kementerian BUMN mengingatkan agar kejadian akhir-akhir ini (kasus korupsi yang menimpa bekas Direktur Utama Garuda Indonesia Emirsyah Satar-red) tidak terjadi lagi.
"Ya ditanyain, kita sampaikan kembali, korporasi sudah menjalankan GCG (Good Corporate Governance) semaksimal mungkin. Kalau toh ada praktik di luar itu, ini jadi menjadi pembatas buat kita juga," imbuhnya.
Meski dilakukan penyelidikan mendalam, kata Arif, hal itu tidak akan mengganggu kinerja perusahaan. "Justru ini akan memperjelas, apa yang kita lakukan dalam dua tahun terakhir ini. Yakni fokus pada pembenahan, armada-armada, dan melakukan ekspansi, dan melakukan penghematan biaya," terangnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA