Tak berapa lama setelah mengucapkan sumpah sebagai presiden ke-45 Amerika Serikat, Donald Trump dikabarkan memecat seluruh duta besar Amerika Serikat sebelum ada pengganti.
Seperti dilansir The Independent, Sabtu, 21 Januari 2017, Trump menuntut seluruh dubes di sekitar 80 negara sahabat yang ditunjuk oleh presiden sebelumnya, Barack Obama, untuk segera meninggalkan pos masing-masing.
Tim transisi Trump mengatakan pada 23 Desember lalu bahwa para dubes diharapkan segera pergi pada Jumat siang 20 Januari 2017, tanpa ada waktu tambahan, termasuk duta besar yang memiliki anak-anak masih bersekolah.
Kebijakan mengganti seluruh duta besar setiap pergantian kepemimpinan di Amerika Serikat sejatinya hal yang biasa. Namun yang tidak lumrah adalah memecat perwakilan Negeri Abang Sam ketika belum ada pengganti resmi.
Proses penggantian duta besar memerlukan waktu karena harus memperoleh persetujuan dari Kongres.
Trump baru menunjuk segelintir calon duta besar. Gubernur South Carolina, Nikki Hayley, merupakan calon duta besar untuk Perserikatan Bangsa-Bangsa menggantikan Samantha Power.
Pengacara kebangkrutan, David Friedman, ditunjuk sebagai calon duta besar untuk Israel. Fiedman yang dikenal sebagai kelompok sayap keras pendukung Israel, saat ini getol untuk memindahkan kantor kedutaan AS dari Tel Aviv ke Yerusalem.
Gubernur Iowa Terry Branstad ditunjuk sebagai calon duta besar untuk Cina.
Selain mereka yang telah ditunjuk, ada pula beberapa orang yang secara terbuka meminta trump memilihnya sebagai dubes. Salah satunya adalah istri pertama Trump, Ivana. Ibu tiga anak ini berminat menjadi duta besar AS untuk Republik Cek.
Permintaan ini didukung oleh Presiden Cek Milos Zeman. “Mereka tidak akan bisa mengirim dubes lebih baik ke Praha.[rgu]
KOMENTAR ANDA