Hal itu ditegaskan Menteri Pertahanan (Menhan) Ryamizard Ryacudu di Sleman, kemarin.
"Pembelian Helikopter AW 101 batal, Presiden tidak mau," kata Ryamizard.
Namun, dia menjelaskan, pembelian pesawat tempur oleh TNI AU dalam rangka revitalisasi alutsista diserahkan sepenuhnya kebijakan kepada Presiden.
"Revitalisasi alutsita terserah Presiden saja," katanya.
Ketika ditanya tentang jenis pesawat yang akan dibeli, Ryamizard akan memprioritaskan membeli pesawat produksi dalam negeri.
"Pesawat buatan kita sendiri juga bisa di IPTN," katanya.
Langkah Menhan untuk membeli alutsista produk dalam negeri mengikuti arahan dari Presiden Jokowi.
Di tempat terpisah, Panglima TNI Jenderal Gatot Nurmantyo mengatakan, investigasi pembelian Helikopter mewah Augusta Westland AW 101 tetap berjalan meski kontrak pembelian telah dibatalkan.
Hanya saja, dia belum bisa memastikan kapan menerima laporan hasil investigasi tersebut.
"Yang namanya investigasi itu butuh waktu, gak bisa dipastikan mengenai kapannya," kata Gatot usai acara penutupan Rapim TNI Tahun 2017 di Aula Mabes TNI, Cilangkap, kemarin.
Namun, menurut Gatot, pengusutan pembelian heli mewah sebenarnya juga dilakukan Kementerian Pertahanan atas perintah Presiden Joko Widodo.
Karena itu, pihaknya akan melakukan pengusutan dengan cara berbeda.
"Presiden kan mengatakan bahwa departemen pertahanan, tentu tim investigasi bukan dari kita. Tetapi, TNI akan lakukan investigasi sendiri dan perlu waktu itu," ujarnya.
Gatot telah menerjunkan membentuk tim investigasi untuk mencari tahu alasan pembelian heli asal pabrikan Inggris tersebut.
"Saya sudah kirim tim investigasi. Kenapa itu pembelian heli AW terjadi," ujar Gatot.
Gatot menjelaskan, alasannya membentuk tim investigasi dalam upaya mencari tahu apakah pembelian tersebut sesuai prosedur atau tidak. Jika ada kekeliruan dalam pembelian tersebut maka berakibat adanya pemberian sanksi.
"Kalau ada kesalahan akan dihukum," tegasnya.
Sementara Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Hadi Tjahanto berjanji akan mengevaluasi rencana pembelian helikopter Agusta Westland AW 101 yang sempat bermasalah beberapa waktu lalu.
"Heli ini sudah ada pada perencanaan sebelumnya. Namun, saya akan evaluasi dulu," kata Hadi di Istana Negara.
Soal jadi atau tidaknya helikopter tersebut dibeli, kata Hadi,itu bergantung pada hasil evaluasi nantinya. "Itu kan tim, tidak bisa dari beberapa orang saja. Tim melihat beberapa aspek," ujar Hadi
Presiden Jokowi sebelumnya mengaku akan meminta informasi lengkap terlebih dahulu dari Kementerian Pertahanan terkait dengan pembelian helikopter AgustaWestland AW101 oleh TNI Angkatan Udara.
"Saya nanti akan tanyakan ke Kemenhan karena ini urusannya dari Kementerian Pertahanan. Yang jelas satu saja, kalau ada penyelewengan tahu sendiri," katanya.
Presiden menegaskan pemerintah berkomitmen ingin memajukan industri pertahanan dalam negeri.
Menurut dia, bila industri pertahanan dalam negeri mampu memenuhi kebutuhan akan alutsista Indonesia, maka pemerintah akan memprioritaskan hal tersebut. "Sejak awal kalau dalam negeri bisa, ya dalam negeri. Kalau tidak, dari luar pun juga harus ada hitungannya, ada kalkulasinya," ujarnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA