Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba (BODT) akan segera menunjukkan progres pembangunan kawasan 600 ha untuk peningkatan pariwisata Geopark Kaldera Toba. Sejak dilantik 30 November 2016, pemetaan sejumlah kendala dilakukan beriringan dengan pelaksanaan sejumlah program kerja.
"Saat ini visioning masterplan sudah selesai dan akan dilanjutkan dengan penyusunan detail masterplan dan visibilities study," ujar Direktur Utama Badan Pelaksana Otorita Pariwisata Danau Toba (BODT) Arie Prasetyo saat bertemu dengan Ketua Kelompok Pakar Geopark Kaldera Toba, Dr RE Nainggolan MM di Kantor RE Foundation, Jl Kapten Muslin Medan, Senin (16/1).
Menurut Arie, lahan seluas 600 ha yang direncanakan sebagai areal otorita akan dikembangkan menjadi kawasan pariwisata yang terintegrasi yang berisi resort dan beberapa fasilitas lain. Saat ini proses penyiapan lahan sedang dilakuka bersama dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan Pemerintah Kabupaten Tobasa.
Pak Arie menambahkan pengembangan kawasan ororita seluas 600 Ha akan dilakukan menjadi kawasan kelas dunia dengan tetap memperhatikan prinsip prinsip suistanable tourism. Lahan otorita merupakan lahan yg sangat indah dgn pemandangan langsung ke danau toba dan berlatar pegunungan hijau.
Pembangunan infrastruktur jalan, menjadi hal penting bagi BPODT. Investor hingga saat ini sudah tertarik untuk masuk dan menanamkan investasinya , infrastruktur harus di bangun secara paralel sehingga semua bisa berjalan secara sinergi.
Lebih lanjut, Arie mengatakan, infrastruktur yang tidak kalah penting adalah akses menuju kawasan Danau Toba. Baik sisi transportasi darat yang bisa menghubungkan Kota Medan-Danau Toba, Bandara Kualanamu-Danau Toba, bahkan peningkatan status Bandara Silangit yang ada di Tapanuli Utara. "Jika memungkinkan, merevitalisasi akses rel kereta api Medan-Siantar, dan menambah rute Kualanamu-Siantar akan cukup berpengaruh. Bandara Silangit ditingkatkan statusnya menjadi bandara internasional, sehingga dimungkinan di buka rute Silangit-Singapura, Silangit-Malaysia," ujarnya. Menurut Arie, pembangunan jalan tol dari Medan hingga ke Parapat juga sangat mendukung dan perlu dipantau secara lebih intens.
Sementara itu, Ketua Kelompok Pakar Geopark Kaldera Toba Dr RE Nainggolan MM mengatakan bahwa kawasan geopark kaldera Toba memiliki berbagai keberagaman/diversity baik itu geodiversity, biodiversity, dan cultural diversity. Tiga hal tersebut merupakan potensi yang akan sangat mendukung badan otorita, untuk itu harus disinergikan. "Jika ini bisa dirangkul dan disinergikan, akan menjadi potensi besar bagi badan otorita," ujarnya.
Kemudian, Dr RE Nainggolan MM juga berpendapat peningkatan status bandara Silangit ditingkatkan. Juga untuk menambah rute penerbangan Silangit-Pekanbaru. "Kemudian, sudah saatnya kawasan Danau Toba dijadikan sebagai meeting area tingkat nasional," ujarnya.
Dikatakan Nainggolan, sejumlah kegiatan di kawasan Danau Toba baik kesenian, festival kebudayaan, karnaval dan kegiatan yang dilakukan kabupaten harus saling bersinergi. "Harus dikoordinasikan, sehingga calendar event (kalender event) di kawasan Danau Toba lebih teratur. Dan ada ivent yang akan berlangsung sepanjang tahun, dan tidak ada yang bentrok," ujarnya.
Penataan lingkungan juga hendaknya menjadi perhatian BODT ke depan. Pengelolaan limbah dan pelestarian harus menjadi prioritas. Pariwisata tidak akan bisa berkembang tanpa didukung lingkungan yang sehat dan lestari.
Untuk memperhatikan lingkungan, lanjut RE Nainggolan, pihaknya juga saat ini sedang melakukan lomba kebersihan antar desa di kawasan Danau Toba. "Tanpa kebersihan, pariwisata tidak ada apa-apanya," ujarnya seraya mengajak agar Badan Otorita turut berpartisipasi. Lomba antar desa yang proses penilaiannya berlangsung sejak 2016 ini terlaksana berkat kerjasam RE Foundation, Universitas Tapanuli Utara, yayasan Surya Kebenaran Internasional, Radio Kardopa group, PWI Sumut, RRI, Lite FM dan PelitaBatak.com. Dikatakannya, pada Februari nanti akan diumumkan hasil penilaian tahap pertama.[rgu]
KOMENTAR ANDA