post image
KOMENTAR
Reaksi negatif yang ditunjukkan masyarakat di media sosial terkait kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) non subsidi pada awal tahun ini dipertanyakan.

Wakil Direktur Utama PT Pertamina (Persero), Ahmad Bambang mengaku heran dengan protes tersebut. Pasalnya, pertalite, pertamax, pertamax plus, dan pertamax turbo adalah 'BBM umum', bukan 'BBM subsidi' atau 'BBM penugasan'.

"Pertamax series itu sama dengan BBM yang dijual di SPBU Shell, Total, dan AKR. Harganya memang fluktuatif, bisa berubah tiap dua minggu mengikuti harga minyak dunia dan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS," terangnya di Jakarta.

Menurut Ahmad, perubahan harga BBM umum adalah hal yang biasa saja. Harga BBM di SPBU Shell, Total, dan AKR pun berubah-ubah.

"Apakah harga BBM Shell, Total, dan AKR juga ditetapkan oleh menteri?" tanya dia.

Dijelaskan, mekanisme penetapan harga pertamax series berbeda dengan solar dan premium. Hal ini diatur dalam Peraturan Presiden Nomor 191 Tahun 2014 (Perpres 191/2014).

Dikatakan, dalam pasal 15 ayat 2 Perpres 191/2014 disebutkan, untuk Harga Indeks Pasar (HIP) BBM umum ditetapkan oleh Badan Usaha dan dilaporkan pada Menteri ESDM. Artinya, Pertamina sebagai badan usaha cukup melaporkan saja harga pertalite, pertamax, pertamax plus, dan pertamax turbo kepada Menteri ESDM.

"Namun Pertamina tidak bisa mengambil untung setinggi langit karena Peraturan Menteri ESDM Nomor 39 Tahun 2014 membatasi margin untuk BBM umum sebesar 5-10 persen," urainya.

Sementara berdasarkan data dari www.globalpetrolprices.com, harga bensin RON 92 di Malaysia dan Myanmar lebih murah dari Indonesia. Tapi di Thailand, Singapura, Filipina, Vietnam, Kamboja, dan Laos harga bensin RON 92 lebih dari Rp 8.050/liter.

Berikut harga bensin RON 92 di negara-negara tetangga Indonesia di Asia Tenggara, per 2 Januari 2017 yang dikutip dari www.globalpetrolprices.com hari ini:

Indonesia 0,60/liter dolar AS (Rp 8.050/liter)
Malaysia 0,47/liter dolar AS (Rp 6.337/liter)
Thailand 0,97/liter dolar AS (Rp 13.080/liter)
Singapura 1,37/liter dolar AS (Rp 18.474/liter)
Filipina 0,88/liter dolar AS (Rp 11.866/liter)
Myanmar 0,57/liter dolar AS (Rp 7.686/liter)
Vietnam 0,82/liter dolar AS (Rp 11.057/liter)
Kamboja 0,84/liter dolar AS (Rp 11.327/liter)
Laos 1,09/liter dolar AS (Rp 14.698/liter).[hta/rmol]
 

Kemenkeu Bentuk Dana Siaga Untuk Jaga Ketahanan Pangan

Sebelumnya

PTI Sumut Apresiasi Langkah Bulog Beli Gabah Petani

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Ekonomi