Gempa bumi berkekuatan 6,5 Skala Richter yang mengguncang tanah Pidie Jaya, Aceh, pada awal Desember lalu, masih menyisakan rasa takut dan traumatis bagi warga setempat.
Apalagi, bencana yang menelan korban lebih dari 100 jiwa dan banyak kerusakan itu masih diikuti gempa susulan lebih dari 100 kali.
Disini (Pidie Jaya) kondisinya masih memprihatinkan karena mereka masih trauma. Tadi malam saja masih dua kali gempa dan tadi subuh satu kali,” tutur Ketua Jenggala Center, Patrika S Andi Paturusi dalam siaran pers, yang tadi malam (Kamis, 22/12) tengah berada di Kecamatan Tringgading, Pidie Jaya, Aceh.
Menurut Anggie, sapaan akrab Patrika, banyak warga belum berani tinggal di dalam bangunan karena trauma akan gempa susulan.
"Kendati rumahnya tidak runtuh, tapi mereka tidak berani pulang kerumah karena masih ada gempa susulan. Dan pantauan kami di lapangan, lebih banyak yang rumahnya hancur," katanya.
Menurutnya, bantuan dan uluran tangan masih sangat diperlukan guna membantu dan mengurangi beban penderitaan korban bencana alam.
"Selain kebutuhan sehari-hari, sekarang yang paling dibutuhkan itu semen dan bahan bangunan untuk mendirikan tempat tinggal yang runtuh," jelasnya.
Hal itu diketahuinya setelah Pengurus Yayasan Jenggala Center mendapat masukan dari warga Aceh di lokasi korban bencana.
Jenggala Center merupakan lembaga yang bergerak di bidang pengkajian isu-isu strategis dan kebijakan publik serta advokasi.
Pada kesempatan tersebut, ormas pendukung Presiden Joko Widodo-Jusuf Kalla pada Pilpres 2014 ini memberi bantuan perlengkapan ibadah, keperluan sekolah, baju batik, dan pakaian anak-anak.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA