Gubernur Sumatera Utara (Gubsu) HT Erry Nuradi mengharapkan Toko Tani Indonesia (TTI) bisa dikelola lebih profesional dan jumlahnya kian menjamur sehingga dapat memutus mata rantai distribusi bahan pangan.
"Kita harapkan Toko Tani bisa menjamur sebagaimana jejaring swalayan yang menyebar di daerah perkotaan hingga ke pedesaan. Ini sangat membantu dan mempermudah petani menjual hasil kebun dan taninya serta membeli produk yang diperlukan," tandas Erry dalam acara Finalisasi Grand Design Ketahanan Pangan Tahun 2016-2025 di Garuda Plaza Hotel, Medan, KAmis (22/12). Dalam kesempatan itu turut diluncurkan Kartu Pangan Terpadu Negeri (PATEN) sebagai identitas diri pelanggan utama Toko Tani Indonesia.
"Ini hasil diskusi kami bersama Menteri Pertanian setahun lalu, alhamdulilah ternyata toko tani terus dikembangkan sampai hari ini, saya berharap tokotani bisa dikelola secara profesional," ujar Erry. Harapannya agar produk dari para petani juga mendapat tempat, sehingga petani tidak dimanfaatkan oleh mata rantai distribusi yabg panjang dan hanya menguntungkan sekelompok orang saja.
Dijelaskan Gubsu, Program Pengembangan Usaha Pangan Masyarakat (PUPM) melalui TTI merupakan terobosan baru yang dilakukan pemerintah pusat di seluruh Indonesia. Oleh karena itu, Gubsu juga mengajak semua aparat Pembina baik di tingkat provinsi maupun kabupaten/kota untuk berperan aktif mengawal dan membina Gapoktan maupun TTI pelaksana. Tujuannya agar program ini benar-benar dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.
Mengingat sasaran utama TTI adalah masyarakat ekonomi menengah ke bawah, maka untuk pengendalian dan memudahkan masyarakat konsumen dalam mengakses bahan pangan murah dan berkualitas tersebut, perlu adanya identitas diri pelanggan utama TTI. "Untuk itu pada kesempatan peluncuran kartu Paten Toko Tani Indonesia kepada masyarakat penerima, manfaat dan saya berharap kepada masyarakat yang sudah memiliki kartu agar dibawa pada saat berbelanja di TTI," ujar Erry.
Dengan demikian Kartu Paten yang diluncurkan berlaku selama program PUPM melalui TTI ini masih berlangsung. Pada saat ini ada 90 jumlah TTI sudah ada di Sumatera Utara yang menjual beras produk TTI seharga Rp 7.900/kg yang tersebar luas di Kota Medan sebanyak 32 toko, Deli Serdang 18 toko, Kabupaten Sergai 14 toko dan sebanyak 26 toko di Kabupaten Langkat. Dalam kesempatan itu Gubsu menghimbau masyarakat agar memanfaatkan keberadaan TTI.
Sementara itu Plt Kepala Badan Ketahanan Pangan Ir Dahler Lubis, M.MA menjelaskan Penyususnan Grand Design Ketahanan Pangan SUmut 2016-2025 merupakan inisiatif Komisi B DPRD Provsu pada Rapat Dengar Pendapat beberapa waktu lalu. Grand Design diharapkan dapat menjadi petunjuk arah pelaksanaan kegiatan di bidang ketahanan pangan melalui rencana aksi yang telah disusun.
Hadir dalam kesempatan Rektor UISU Prof DR Mhd Assad, M.Si, para dekan Pertanian, Kadis Pertanian kab/kota dan para tenaga ahli.[rgu]
KOMENTAR ANDA