Kalangan pemuda di Kota Sibolga menggelar aksi Obor Kebhinekaan sebagai bentuk reaksi atas dugaan penistaan agama yang dilakukan RZT (22) lewat akun facebook miliknya beberapa waktu lalu. Dalam aksi tersebut, pemuda-pemuda yang menamakan diri Forum Generasi Muda Sibolga Cinta Damai (Forgensitama) menyerukan bahwa mereka sangat mencintai keberagaman dan bertekad untuk terus merawatnya.
"Obor Kebhinekaan ini digagas bersama teman-teman pemuda yang bersepekat bahwa ke-bhinekaan di kota ini harus terus dirawat dan dijaga secara bersama-sama. Acara akan kita gelar di lapangan Simare-mare Sibolga sejak pukul 19.00 WIB hingga selesai," ujar seorang penggagas, Haris Sikumbang dalam keterangan pers di Sibolga, Senin (19/12).
Dikatakan, aksi Obor Kebhinekaan dengan mengundang seluruh elemen yang ada di Kota Sibolga, baik pemerintah, organisasi lintas sektoral, kelompok-kelompok masyarakat dan seluruh individu masyarakat.
"Kita juga mengundang Wali Kota, pihak kepolisian, TNI dan seluruh elemen. Kita berharap seluruh pihak dapat mendukung aksi positif ini, demi terbangunnya kembali kerukunan di tengah-tengah masyarakat,” pungkas Haris.
Menurut Haris, secara pribadi dirinya sangat menyayangkan apa yang dilakukan RZT dengan mengunggah kata-kata yang bermuatan penistaan tersebut.
"Karena kita sama-sama tahu, Sibolga ini adalah kota yang berbilang kaum, keberagaman, toleransi dan kebersamaan antar umat beragama sudah terjalin dengan baik sejak lama, kita berharap ini tidak terulang," pungkas Haris.
Sementara itu, penggagas lainnya, Arwan Swandy Hutagalung menuturkan, aksi Obor Kebhinekaan yang akan digelar diharapkan menjadi stimulus baru membangun kembali silaturahmi paskapersoalan tersebut.
"Ya, kita mau colling down, kita mau semua masyarakat kembali tenang dan percaya bahwa persoalan ini sudah ditangani yang berwenang secara arif dan bijaksana. Karena jujur saja, sempat muncul kekhawatiran- kekhawatiran yang negatif, jadi kita tak mau itu terjadi, dan aksi ini sebenarnya spontanitas," pungkas Swandy.
Mantan ketua GMKI Sibolga ini menegaskan, permintaan maaf RZT yang telah dilayangkan tentu telah mendapatkan maaf dari masyarakat. Kendati, dirinya tetap berharap agar penegakan hukum tetap dijalankan oleh pihak Kepolisian.
"Ya, khilaf dan salah itu manusiawi, dan harus dimaafkan, tapi demi tegaknya hukum tentu kita berharap proses hukum harus tetap berjalan, dan sahabat kami RZT kami yakin secara dewasa akan bertanggungjawab, kami juga ada untuk beliau dalam persoalan ini," pungkasnya.
Swandy mengingatkan, aksi Obor Kebhinekaan yang akan digelar jangan dipersepsikan sebagai ajang pressure dan penyudutan kepada RZT. Sebaliknya menurut Swandy, aksi tersebut adalah aksi yang menunjukkan bahwa ujian terhadap keberagaman di Sibolga akibat kasus tersebut berhasil disikapi secara arif, bijak dan damai.
Diketahui, netizen dan masyarakat di Kota Sibolga dihebohkan sebuah status penistaan terhadap agama akibat postingan RZT dalam akun facebook miliknya. Postingan yang menyinggung secara negatif perayaan Natal bagi umat Nasrani itu akhirnya disikapi pihak kepolisian dengan melakukan pemeriksaan terhadap RZT.
Paskapemeriksaan dilakukan, RZT akhirnya meminta maaf. Kepolisian pun menggelar sejumlah pertemuan baik dengan pemuka agama dan organisasi masyarakat.[rgu]
KOMENTAR ANDA