Ada dua faktor yang diduga menjadi penyebab jatuhnya pesawat Hercules milik TNI AU di Gunung Lisuwa, Wamena, Jayawijaya, Papua, Minggu (18/12) pagi.
Pengamat penerbangan Alvin Lie menduga pesawat jatuh karena faktor cuaca yang tak menentu di Jayawijaya. Ia juga menegaskan bahwa bobot muatan Hercules yang mencapai 12 ton bukan menjadi faktor penyebab.
"Saya kira kondisi cuaca. Saat itu cuaca masih berkabut dan berembun, matahari juga belum sepenuhnya terbit. Sehingga jarak pandang pesawat ke darat masih dipertanyakan apakah memenuhi persyaratan untuk pendaratan," ujarnya dalam wawancara di sebuah televisi swasta nasional sesaat lalu.
Faktor kedua, lanjut Alvin, adalah dugaan pilot pesawat mengalami kelelehan. Ini lantaran pilot diperintah untuk terbang sebanyak 8 rute penerbangan sehari.
"Ada foto yang beredar yaitu surat perintah terbang, dalam satu hari pilot melakukan take off sampai 8 kali. Ini sangat berat bagi pilot dan dikhawatirkan justru membuat kondisi kelelahan dan kejenuhan yang dapat menyebabkan perhitungan pilot jadi kurang tepat," pungkasnya.
Hercules nahas tersebut terbang pada pukul 05.35 WIT dari Timika dan direncanakan tiba di Wamena pada pukul 06.13 WIT. Pesawat dikabarkan hilang kontak dari tower Bandara Wamena pada pukul 06.02 WIT.
Sebanyak 30 personel Kodim/1702 JWY yang dipimpin Pasi Intel Kodim 1702/JWY, Kapten INF Irvan berhasil menemukan lokasi jatuh pesawat pada pukul 08.40 WIT.
Pesawat Hercules C-130HS, dengan nomor penerbangan A-1334 yang diterbangkan kapten pilot Mayor Marlon itu jatuh di sekitar Gunung Lisuwa, Kampung Mainan, Distrik Minimo, Wamena.
Seluruh penumpang yang berjumlah 13 orang ditemukan dalam keadaan tewas.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA