Pengalaman matang saat menjabat Kepala Densus 88 Antiteror, membuat Kapolri Jenderal Tito Karnavian berbagi cerita.
Pasalnya, Tito tidak terima jika detasemen sepesialis teroris yang pernah dipimpinnya itu, dituding telah merekayasa suatu penindakan kasus dugaan teror di Bintara, Bekasi, Jawa Barat, beberapa waktu lalu.
"Rekan-rekan yang ada di Densus (88 Antiteror) ini (anggota) Polri. Bukan sutradara. Kami (Densus 88) tidak pernah belajar jadi sutradara," tegas Tito usai sertijab enam Kapolda di Mabes Polri, Jakarta, Jumat (16/12).
Alumni Akpol 1987 itu mengatakan, selama dirinya di Densus 88 Antiteror, tidak ada pelatihan menjadi sutradara. Termasuk sejumlah terduga teroris yang diamankan, bukanlah aktor atau aktris yang bisa diarahkan begitu saja.
Apalagi soal pengungkapan terorisme yang kerap menjadi sorotan publik.
"Para tersangka yang ditangkap ini juga bukan aktor, bukan aktris yang pandai memainkan drama. Karena mereka bukan aktor, ngapain juga dia pasang badan seolah-olah mau ngebom," tutur mantan Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tersebut.
Saat ini, polisi telah mengamankan 12 terduga teror bom Bintara, yang diamankan di lokasi berbeda. Penangkapan terduga komplotan itu merupakan pengembangan dari tiga terduga yang pertama kali diamankan di sebuah kos-kosan di Jalan Bintara Jaya VIII, Sabtu (10/12).
Meski demikian, Tito menjamin, pihak intelijen Polri, terus memonitor pergerakan kelompok teroris terkait jaringan yang sama selama 24 jam.
Hal ini, sekligus pembuktian, jika tidak ada rekyasa dalam penindakan dugaan teror komplotan Bintara yang disebut masih jaringan Bahrun Naim tersebut.
"Semua orang bisa melihat, bahkan merekam yang terjadi. Jadi, sutradara Hollywood, seperti apa pun jagonya, tidak akan mampu merekayasa kasus seperti ini," pungkas mantan Kapolda Metro Jaya kelahiran Palembang itu.
Sebelumnya, Tito merasa gerah dengan tudingam sejumlah pihak terkait rekayasa dugaan Bom Bintara. Pasalnya, Polri dituding sengaja merekayasa kasus tersebut untuk memgalihkan isu dari kasus dugaan penistaan agama oleh Gubernur DKI nonaktif Basuki Tjahaja Purnama.[sfj/rmol]
KOMENTAR ANDA