Barangkali kita belum lupa, pertandingan semi final leg kedua yang berlangsung di Vietnam yang begitu menegangkan. Semuanya diawali dengan doa bersama atas peristiwa jatuhnya pesawat klub sepakbola Brazil. Sepakbola telah menunjukkan bahwa, betapapun tujuan pertandingan adalah kemenangan, tetapi kemanusiaan menempati posisi tertinggi dari sebuah pencapaian. Bahkan kemanusiaan melampaui gelar kejuaraan dan sekat klub, negara menjadi lebur ketika berbicara kemanusiaan.
Demikian juga ketika Kapten Kesebalasan Garuda, Boaz Solossa diwawancarai oleh wartawan televisi, Boaz menyatakan bahwa kemenangan agregat 4-3 atas Vietnam dipersembahkan untuk rakyat Indonesia korban bencana gempa di Kabupaten Pidie Jaya, Nanggroe Aceh Darusallam. Sepakbola, sekali lagi mengingatkan kita bahwa manusia dan kemanusiaan adalah tujuan akhir dari sebuah pertandingan.
Dari berbagai sumber berita hari ini didapati informasi bahwa ribuan orang antri untuk mendapatkan tiket masuk stadion. Ada yang menginap untuk mendapatkan tiket, bahkan ada calon pembeli tiket yang masuk selokan, berkubang lumpur.
Dari gambar di berbagai sumber berita terlihat seperti hendak bersiap perang. Penjualan tiket di Makostrad semakin melengkapi daya tarik pertandingan ini, bahkan ada yang menyebutnya seperti hendak perang. Tetapi ada saja yang tidak beruntung, tidak berhasil mendapatkan tiket, malah jatuh pingsan. Tidak sedikit calon penonton yang terpaksa bolos kerja, karena harus antri dari malam sebelumnya hingga loket penjualan tiket mulai dibuka Pukul 08.00 WIB. Semua demi bisa menonton final leg pertama Piala AFF Suzuki 2016 di Stadion Pakansari, Bogor, Jawa Barat, dengan tuan rumah Indonesia.
Meskipun belum ada perubahan yang signifikan dalam rangka pendistribuasian tiket pertandingan. Kita mengapresiasi PSSI dan panitia yang telah merencanakan membagi hasil penjualan tiket untuk bencana alam di Kabupaten Pidie Jaya Nanggroe Aceh Darusallam. Tindakan tersebut sebuah kepeloporan dalam mewujudkan solidaritas kemanusiaan.
Ternyata cinta kasih masih bersemayam diantara kita dan senantiasa harus kita gelorakan demi kemanusiaan.
Keberhasilan Tim Garuda masuk babak final untuk kelima kalinya, disambut dengan antusias di seluruh negeri. Ada energi positif yang mengalir menghampiri kita, sekalipun kecemasan juga berjalan beriringan. Penampilan terakhir Tim Garuda ketika menghadapi 10 pemain vietnam, membuat kita sedikit ragu, apakah mampu menghadapi gempuran tim Thailand. Tetapi antrian panjang para pemburu tiket pertandingan memberi pesan bahwa kita semua ingin menyaksikan pertandingan final nanti.
Keinginan menyaksikan secara langsung menjadi bukti bahwa tim garuda mendapat dukungan dari rakyat, dari semua pihak.
Pada titik inilah sepakbola ternyata mampu menggerakkan dukungan, cinta dan nasionalisme. Para penonton tidak akan mempertanyakan latar belakang suku, agama, ras dan antar golongan dari pemain tim garuda. Penonton hanya ingin menyaksikan bagaimana pemain tim garuda mampu membobol gawang Thailand dengan gol yang sah.
Sepakbola dalam berbagai kesempatan di seluruh penjuru dunia, seakan menjadi keyakinan baru.
Sering sekali kita mendapati orang tiba- tiba lesu, nafsu makannya hilang, karena tim kesayangannya kalah. Demikian juga dengan tim garuda yang akan bertanding malam ini, tentu kita semua karena semangat kebangsaan pasti berharap agar tim garuda mampu bermain all out, untuk meraih kemenangan signifikan. Kehormatan dan rasa kebangsaan diwakili oleh 11 orang pemain di lapangan, sehingga tidak ada pilihan selain harus menang.
Sepakbola dianggap lebih mewakili rasa ketimbang olahraga yang lain, karena jumlah pemainnya lebih banyak, sehingga keterwakilan rasa kebangsaan dianggap hadir melalui sepakbola. Meskipun olahraga yang lain juga tidak kurang makna kebangsaannya.
Tentu kita belum lupa, bagaimana Elly Pical ketika menjadi jawara kelas bantam tinju. Kita selalu bangga setiap kali dia berhasil menang, namun kita juga sedih ketika dia dikalahkan petinju Thailand hingga kemudian dia hilang dari pemberitaan. Begitu juga ketika Alan Budi Kusuma dan Susi Susanti berhasil meraih medali emas pada olimpiade, kita semua turut bangga. Tentu masih banyak lagi prestasi olahraga secara individu maupun tim yang menjadi kebanggaan kita. Olahraga mampu membangkitkan semangat kebersamaan, mampu meneguhkan spirit kebangsaan bahkan menjadi wadah penguatan solidaritas kemanusiaan. Olahraga dengan tujuan kebugaran, kesehatan telah memberi tempat bagi tumbuhnya cinta kasih terhadap bangsa, negara dan kemanusiaan.
Indonesia yang sedang mengalami dinamika demokrasi saat ini hendaknya melihat peluang besar bangsa ini melalui olahraga. Pemerintah harus mendorong semua induk organisasi olahraga serius mengurusi olahraga. Kita perlu mendorong penambahan anggaran baik melalui APBN/ APBD Provinsi/ Kabupaten/ Kota untuk membangun kekuatan di bidang olahraga. Kita harus melihat olahraga dari perspektif yang sama, yaitu Indonesia, sehingga olahraga harus bebas dari kepentingan selain kepentingan kebangsaan dan kemanusiaan. Pengurus induk organisasi hendaknya mengutamakan kepentingan kebangsaan dan kemanusiaan dalam mengurus olahraga.
Demikian juga dengan kepentingan politik dan keuntungan pribadi maupun kelompok harus dijauhkan dari organisasi olahraga. Sehingga para pengurus partai politik diharapkan tidak berambisi untuk menjadi pimpinan induk organisasi. Sulit menghindari pengasosiasian antara kepentingan politik dengan olahraga apabila kepengurusannya dipimpin pengurus partai politik. Oleh karena itu kita perlu konsisten untuk memandirikan organisasi olahraga. Bebaskan induk organisasi olahraga di negeri ini dari tangan para politisi dan pebisnis, untuk menghindari konflik kepentingan. Sehingga olahraga kita di masa depan, akan menjadi olahraga yang semakin professional.
Akhirnya, selamat bertanding bagi tim garuda, semoga seluruh doa dan harapan rakyat Indonesia akan menjadi energi yang menguatkan seluruh pemain tim garuda sehingga dapat bertanding dengan tenang dan terorganisasi. Jadikanlah pertandingan ini sebagai perayaan kebangsaan dan kemanusiaan.
***
Sekretaris Komisi C DPRD Sumut dan Wakil Bendahara Fraksi PDI Perjuangan DPRD Provinsi Sumatera Utara
KOMENTAR ANDA