Kedatangan pekerja asing yang diperuntukkan untuk membantu pengerjaan proyek PLTU Pangkalan Susu sungguh tak masuk di akal. Apalagi, pekerja asing yang didatangkan tidak memiliki dokumen tenaga kerja alias bodong.
"Langkat tak kekurangan sumber daya manusia kok untuk diserap pada pengerjaan proyek PLTU di Pangkalan Susu itu, ataupun sektor kerja lainnya. Jadi mengapa harus rekrut dan utamakan tenaga kerja asing? Bodong pula," kata Sekretaris Gerakan Muda Melayu Indonesia (GAMI) Kabupaten Langkat.
Pengerjaan proyek dengan melibatkan tenaga kerja asing, menurut Nawawi hanya memperlihatkan bahwa Indonesia mengidap inferiority complex.
"Secara tak langsung, dari pengerjaan proyek PLTU Pangkalan Susu itu kan memperlihatkan kalau kita ini bangsa yang mengidap inferiority complex. Bangsa yang rendah diri, sehingga perlu bantuan asing," lanjutnya lagi.
Tokoh muda melayu Langkat ini berpendapat, bila sektor-sektor pekerjaan proyek raksasa yang ada di Langkat mengutamakan sumber daya manusia lokal, tentu kedepan, pembangunan daerah akan berkesinambugan.
"Mulai dari pengerjaan hingga maintenence, melibatkan dan mengutamakan SDM setempat, tentu pembangunan lebih merata. Apa yang dilakukan PLTU Pangkalan Susu kan kebalikannya. Terus pertanyaannya, kapan SDM setempat mendapat kesempatan membangun dan bertanggungjawab untuk daerahnya sendiri?" tanya Nawawi. [hta]
KOMENTAR ANDA