Salah satu masjid yang roboh akibat gempa berkekuatan 6,4 SR di Kabupaten Pidie Jaya, NAD (7/12) lalu adalah Masjid Jami' Quba, Kecamatan Trenggadeng.
MedanBagus.com melihat jelas bahwa tepat di belakang Masjid Jami' Quba, terdapat pesantren bernama Madrasah Ulumul Qur'an.
Teuku Azmi, pengurus pesantren mengungkapkan bahwa santri selalu sholat berjamaan di masjid tersebut. Saat kejadian gempa yang akhirnya merobohkan masjid, tidak ada santri yang menjadi korban. Hal tersebut disebabkan para santri yang telat bangun dibandingkan hari-hari biasanya.
"Mungkin ini kuasa Allah. Biasanya anak-anak jam setengah 5, bahkan sebelum setengah 5 udah ada yang di masjid. Pas kejadian gempa beberapa detik aja masjid langsung roboh, beruntung kami semua telat bangun," ungkapnya kepada MedanBagus.com, Jumat (9/12) pagi.
Azmi menjelaskan, para santri dan ustadz-ustadz baru terbangun saat bel menandakan waktu sholat segera tiba berbunyi.
"Jam 5 kurang 10 lah kami terbangun. Kami keluar mau ke masjid, udah roboh.
Atas kejadian tersebut, seluruh santri sebanyak 135 orang dinyatakan selamat dan telah dipulangkan ke orang tua masing-masing.[sfj]
KOMENTAR ANDA