
Saat tim MedanBagus.com menempuh jarak kurang lebih 150 km dari Bandara Rembele menuju Pidie Jaya dan melewati dua kabupaten (Bener Meriah dan Bireun), Kamis (8/12) malam, tidak terlihat adanya aktivis yang jauh berbeda.
Warga di Kabupaten Pidie Jaya terlihat memiliki kesiapan mental yang cukup baik atas adanya gempa berkekuatan 6,4 SR tersebut.
"Kalau dibilang takut, ya pasti ada tapi gak begitu besar takutnya. Karena di sini kan memang sering gempa. Warga yang masih bisa jualan ada yang jualan," kata Maulana Ridwan, salah seorang pemuka masyarakat di Kabupaten Pidie Jaya, Jumat (9/12).
"Aktivitas warga yang berubah ya yang rumahnya rubuh aja. Sementara ini mereka harus di posko pengungsian," sambungnya.
Sedangkan dengan potensi tsunami setelah gempa terjadi, Maulana juga mengaku bahwa warga tidak terlalu panik.
"Pas gempa itu pun gak terlalu panik. Paling ya pas keluar rumah aja. Kalau untuk tsunami itu kami tunggu imbauan pemerintah. Ternyata tidak ada potensi tsunami katanya," jelasnya.
Maulana menegaskan, sering terkena cobaan menjadikan warga lebih kuat dan bertawaqal.
"Bencana dan berbagai cobaan justru menjadikan warga Pidie lebih kuat dan bertawaqal kepada Allah SWT," demikian Maulana.[sfj]
KOMENTAR ANDA