Pasca gempa berkekuatan 6,4 SR yang melanda Kabupaten Pidie Jaya, NAD pada Rabu (7/12) tidak hanya membuat masyarakat di sana membutuhkan bantuan makanan, minuman dan pakaian. Dibutuhkan juga trauma healing (penanganan trauma) anak-anak yang kehilangan keceriaan karena tinggal di posko-posko pengungsian.
Ketika MedanBagus.com coba menanyai beberapa orang tua dari anak-anak tersebut tentang bantuan trauma healing, mereka mengatakan bahwa itu sangat dibutuhkan.
"Anak kami yang masih kecil umur 8 tahun biasanya suka nonton tv. Sekarang dia minta nonton tv, keadaan kayak gini mana bisa. Akhirnya nangis anak kami ini. Mau kali kami bang kalau ada bantuan trauma healing yang abang bilang itu," kata Siti Aminah, salah seorang ibu berusia 36 tahun kepada MedanBagus.com yang mengungsi di posko pengungsian Masjid Taqarrub, Jumat (9/12).
Hal senada dikeluhkan oleh salah seorang ibu berusia 32 tahun, Maisarah. Ia mengatakan bahwa dirinya bingung melihat anak perempuannya yang berusia 4 tahun harus ikut tinggal di posko pengungsian.
"Bingung kali kami ini bang. Kasihan anak-anak kami, ini anak perempuanku masih 4 tahun, kasihan tidur di sini kena angin. Rumah kami udah hancur, sedih rasanya bang. Kalau ada yang mau kasih bantuan kayak gitu bagus kali bang, bisa terhibur anak-anak kami," keluhnya.
Berdasarkan pantauan MedanBagus.com, di setiap posko pengungsian terdapat banyak anak-anak di bawah usia 10 tahun yang rentan terkena penyakit. Bahkan, terdapat banyak bayi yang harus ikut mengungsi dan tidur di posko pengungsian.[sfj]
KOMENTAR ANDA