post image
KOMENTAR
Gempa bumi berkekuatan 6,5 SR mengguncang Provinsi Aceh, Rabu (7/12). Hasil analisis Badan Meterologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan gempa tersebut terjadi pukul 05.03 WIB dengan titik gempa terletak pada 5,25 LU dan 96, 24 BT, tepatnya didarat pada jarak 106 km ke arah Tenggara Kota Banda Aceh dengan kedalaman 15 km. Hasil analisis peta tingkat guncangan menunjukkan bahwa dampak gempa bumi berupa guncangan kuat terjadi di daerah Busugan, Meukobrawang, Pangwabaroh, Meukopuue, Tanjong, Meukorumpuet, Panteraja, Angkieng, dan Pohroh pada skala intensitas III SIG-BMKG (VI MMI). Seluruh wilayah ini diperkirakan berpotensi mengalami dampak gempabumi berupa kerusakan ringan seperti retak dinding dan atap rumah bergeser.

Laporan sementara gempa bumi ini memang menimbulkan kerusakan di berbagai tempat.

Jika ditinjau dari kedalaman hiposenternya, gempa bumi yang terjadi merupakan jenis gempa bumi dangkal akibat aktivitas sesar lokal.

Berdasarkan peta tataan tektonik Aceh tampak bahwa di zona gempa bumi memang terdapat struktur sesar mendatar. Ini sesuai dengan hasil analisis BMKG yang menunjukkan bahwa gempabumi Pidie Jaya dibangkitkan oleh aktivitas sesar mendatar (strike-slip fault).

Dugaan kuat sesar aktif yang menjadi pembangkit gempabumi ini adalah Sesar Samalanga-Sipopok Fault yang jalur sesarnya berarah barat daya-timur laut.

Hasil monitoring BMKG menunjukkan hingga pukul 5.30 WIB sudah terjadi gempabumi susulan sebanyak 5 kali dengan kekuatan terbesar 4,8 SR.

"Tampak bahwa tren kekuatan gempabumi susulan semakin kecil, sehingga masyarakat dihimbau agar tetap tenang, selanjutnya mengikuti arahan BPBA setempat dan tidak terpancing isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya," Demikian disampaikan Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Drs. Moch. Riyadi.

LPM dan FKM USU Gelar Edukasi Kesahatan dan Pemberian Paket Covid 19

Sebelumnya

Akhyar: Pagi Tadi Satu Orang Meninggal Lagi

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel