Akibat Irigasi yang kurang baik, sekitar 750 hektar lahan pertanian milik warga Kecamatan Bahorok, Kabupaten Langkat, terancam gagal di tanami padi akibat tanah yang mulai mengering.
Hal tersebut akan lebih parah dan lebih mengkhawatirkan jika kondisi tersebut tidak segera disikapi oleh pemerintah setempat.
Seperti di ungkapkan oleh warga sekitar yang bernama Arifin (56) Selasa (6/12), Sebagai seorang pengurus kelompok tani rantau panjang, dirinya khawatir lahan
tersebut akan berubah fungsi.
"Kalau kondisi ini tidak serius ditanggapi oleh Pemkab Langkat, maka alih fungsi lahan akan semakin berlanjut," ujarnya.
Lebih lanjut di jelaskan Arifin, pendangkalan aliran irigasi terjadi akibat banjir bandang 2003 silam, dimana warga bersama pemerintah Kecamatan dan Koramil telah melakukan perbaikan secara swadaya, namun hasilnya belum bisa memecahkan permasalahan kekeringan lahan pertanian di Kecamatan Bahorok.
"kondisi yang terjadi saat ini debit air yang mengalir melalui irigasi tidak mampu megairi 750 hektar lahan pertanian yang dikelola sedikitnya 19 kelompok tani yang ada didaerah ini," jelas Arifin.
Kekhawatiran yang sama juga dirasakan kelompok tani lainnya. Adalah M Saidi Sitepu, yang menjadi Ketua Gapotan Timbang Jaya, menginginkan agar pemerintah sesegara mungkin melakukan pengerukan, serta normalisasi irigasi aliran sungai bahorok yang menjadi sumber utama mengairi lahan pertanian mereka.
"Ini dahulunya lubuk, namun setelah banjir bandang telah terjadi pendangkalan," jelas M Saidi sembari menunjuk aliran sungai yang dangkal.
M Saidi Sitepu juga membeberkan, akibat pendangkalan tersebut, menyebabkan air yang mengaliri ke saluran irigasi menjadi tidak maksimal, dan kondisi itu akan berdampak langsung pada lahan pertanian yang mengering dan dapat dipastikan akan gagal tanam.
Dirinya juga menyayangkan, akibat rebutan saluran air diantara sesama kelompok tani, sempat menimbulkan keributan yang berujung pada perkelahian dengan menggunakan senjata tajam.
Ironisnya lagi, Sambung M Saidi Sitepu, Dinas Pertanian Langkat yang semestinya tanggap dengan kondisi dan permasalahan yang tengah dihadapi para petani di daerah ini, malah tidak pernah datang untuk melakukan peninjauan.
Hasil pantauan awak media, terjadinya pendangkalan aliran sungai bahorok selain disebabkan karena banjir bandang yang terjadi sekitar sebelas tahun silam, juga diperparah lagi semakin menjamurnya pondok pondok wisata yang berdiri di bantaran sungai.
Akibatnya tidak saja menyebabkan aliran irigasi mengering, juga berdampak pada lahan pertanian yang mengering sehingga tidak bisa lagi difungsikan untuk bercocok tanam.[rgu]
KOMENTAR ANDA