Hasil riset Situs Gunung Padang kembali dipresentasikan di luar negeri. Setelah dilakukan di Korea Selatan, Jerman, Tiongkok, kini dilakukan di Inggris.
Arkeolog Dr. Ali Akbar melakukan presentasi di Coventry University pada tanggal 23 November 2016 dilanjutkan dengan kunjungan ke peninggalan arkeologi Stonehenge dan Swansea University di Wales.
Presentasi hasil riset di Coventry University dihadiri para pakar dari berbagai bidang ilmu. Coventry University tergolong universitas ternama dan memperoleh Winner University of the Year 2015 dari Times Higher Education Awards.
"Beberapa usulan kelanjutan riset disampaikan oleh para ahli yang hadir terutama dikaitkan dengan budaya maritim," kata Dr Ali Akbar kepada Kantor Berita Politik RMOL, sesaat yang lalu (Selasa, 6/12).
Usai presentasi, Dr. Ali Akbar melakukan kunjungan ke Situs Stonehenge yang tercatat sebagai World Heritage Unesco. Susunan batuan situs ini menurut para peneliti secara umum terdiri atas dua jenis batuan yakni Sarsen dan Bluestone.
"Struktur batuan Bluestone diperkirakan disusun manusia pada sekitar 2500 Sebelum Masehi bahkan mungkin lebih tua lagi. Pada masa lalu Bluestone diperkirakan diambil dari Wales dan dibawa ke Inggris dan disusun menjadi Stonehenge," jelas Ali Akbar.
Pengamatan yang dilakukan oleh Dr. Ali Akbar yang banyak melakukan riset di Situs Gunung Padang menghasilkan sesuatu yang menarik. Menurutnya jenis batuan Stonehenge yakni Bluestone sejenis dengan batuan yang digunakan untuk membuat Situs Gunung Padang di Cianjur Jawa Barat. Batuan tersebut tergolong batuan beku yang disebut Kekar Tiang atau Columnar Joint. Situs Gunung Padang yang berusia 5200 Sebelum Masehi disusun dengan menggunakan ribuan potong columnar joint.
"Jelaslah kiranya bahwa pada masa prasejarah, manusia memandang penting dan istimewa batuan yang berukuran panjang dengan penampang atau irisan yang umumnya berbentuk segilima tersebut," ujar arkeolog UI ini.
Usai kunjungan ke Stonehenge, Dr. Ali Akbar melanjutkan perjalanan menuju Swansea University di Wales. Universitas ini banyak menyimpan hasil riset Alfred Russel Wallace, ilwuwan kenamaan pada abad ke-19 Masehi yang antara lain melakukan riset di nusantara. Rencana riset ke depan terutama untuk meneliti sumber batuan Stonehenge di Wales juga dibicarakan dengan para peneliti di universitas tersebut.[hta/rmol]
KOMENTAR ANDA