Kepergian Tiara br Sijabat, guru di Sekolah Alam Bukit Hijau yang menjadi korban keganasan pelaku jambret di Jalan Jamin Ginting, Lau Cih, Km 13, Medan, Sabtu (3/12) menimbulkan reaksi empati sekaligus kecaman dari berbagai pihak.
Salah seorang Kepala Sekolah Dasar sekitar Lau Cih yang hadir bersama guru dan muridnya, saat menghadiri acara pemakaman Tiara mengatakan bahwa kejadian tragis ini tidak hanya menimpa Tiara dan keluarga. Tapi juga menimpa warga kota lainnya yang saat ini sedang dihantui kriminalitas jalanan.
"Apa yang terjadi ini bukan hanya menimpa Miss Tiara dan keluarga. Ini juga menimpa kita semua. Kita, anak-anak kita, saat lama merasa was-was dan tidak aman," katanya.
Hal senada diungkapkan oleh Koordinator Konsorsium Warga Kota sekaligus Koordinator BK3 Sumut, Ahmad Arief Tarigan.
"Rasa aman, damai dan tenteram merupakan hak yang wajib dipenuhi atas warga kota. Sebenarnya peristiwa ini bukan terjadi sekali ini saja, ini patut dipertanyakan agar tidak perlu ada Tiara yang lain lagi. Sudah cukup korban berjatuhan," ungkapnya yang juga hadir pada upacara pemakaman Tiara.
Ia menambahkan, Konsorsium Warga Kota siap menggelar aksi solidaritas Medan aman sebagai bentuk pengkampanyean hak atas rasa aman, nyaman dan damai untuk seluruh warga kota.
"Kejadian seperti ini, tidak cukup dipandang sebagai peristiwa yang berdiri sendiri. Kita patut mengevaluasi keseluruhan seperti traumatisme kepada warga kota lainnya terutama anak-anak, khususnya murid Miss Tiara. Ini yang disebut dampak sosial dan kita semua (warga kota) tak boleh tinggal diam," jelas Arief.
Upacara pemakaman Miss Tiara juga mengundang perhatian para pedagang di sekitar Jambur Ernala.
"Sadis kali mereka bang, makin lama Medan ini makin tak aman," ungkap Soraya, pemilik warung di seberang jambur kepada MedanBagus.com.[sfj]
KOMENTAR ANDA