Ketua Umum Ikatan Cendekiawan Muslim Se-Indonesia (ICMI), Jimly Asshiddiqie, menghargai keputusan mereka yang akan melakukan aksi pada 2 Desember sebab itu bagian dari hak berekspresi dalam demokrasi.
Namun Jimly juga mengimbau agar tetap berhati-hati dan tidak terbawa emosi sehingga rawan dibenturkan dengan negara oleh oknum-oknum tertentu.
"Jika ingin berpartisipasi silakan, namun turunkan emosinya dan hadapi dengan rasionalitas yang tinggi," kata Jimly dalam keterangan beberapa saat lalu (Rabu, 30/11).
Menurut Jimly, ICMI sebagai lembaga intelektual muslim tetap mengimbau agar umat Islam tetap mengedepankan dialog dalam menghadapi masalah kebangsaan. Karena itu, tugas ICMI sebagai bagian dari pemimpin umat adalah mengarahkan.
"Kita menjaga, agar Islam ini tidak dibenturkan dengan negara dan kebangsaan seolah-olah kalau melaksanakan Islam itu anti terhadap negara atau sebaliknya jika bernegara lalu menomerduakan Islam dan agama. Disinilah fungsi kehadiran ICMI dituntut," kata Jimly.
Mantan Ketua MK itu menekankan, dunia Islam harus bersatu untuk kemajuan peradaban umat Islam oleh sebab itu Islam tidak bisa dipisahkan dengan konsep kebangsaan. Jimly juga menegaskan, ICMI harus tetap adil kepada semua golongan atau agama, meski bukan melindungi namun tetap harus bersikap ramah.
Karena itu, ia mengimbau agar kader ICMI juga harus bisa menjadi perekat kebangsaan dilingkungan non-muslim, karena ICMI hadir sebagai Islam yang rahmatan lil alamin.
"Kita (Islam) jangan dibenturkan dengan negara, bagaimanapun ICMI-nya itu keislaman Keindonesiaan tidak dapat dipisah. ICMI juga jangan sampai seolah-olah dibenturkan anti agama lain, ICMI itu harus menjadi perekat bangsa dan agama,"katanya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA