Mabes Polri tetap mengawasi potensi munculnya kelompok tertentu saat unjuk rasa (unras) Bela Islam jilid III yang diinisasi Gerakan Nasional Pengawal Fatwa (GNPF) MUI di pelataran Monas, 2 Desember (212) mendatang.
Khususnya, indikasi kemunculan kelompok yang diduga sudah menyusun agenda menggulingkan pemerintahan yang sah secara inskontitusional atau makar.
Seperti apa kelompok yang dimaksud?
"Ya, macam-macam. Misalnya dari kelompok KSPI. Buruh kan pengen unras juga. Apakah ini agendanya sama atau tidak, nanti kita ajak bicara. Kalau beda, kita sarankan (unras) hari lain," ujar Kadiv Humas Mabes Polri Inspektur Jenderal Boy Rafli Amar di kawasan Polda Metro Jaya (PMJ), Senin (28/11) malam.
Meski tidak menjelaskan secara rinci kelompok yang disinyalir bakal mendompleng, pihak kepolisian tetap mengupayakan langkah preventif dan preemtif. Salah satu caranya melalui pendekatan persuasif untuk diajak bicara.
"Nggak ada pihak ketiga kan harapan (kepolisian). Kalau mereka nanti ada, ya kita ajak bicara baik-baik. Seandainya di luar kegiatan dzikir yang dilaksanakan GNPF di Monas itu tentu berarti agendanya lain," urai mantan kabid Humas PMJ itu.
Polri juga berharap aksi unras Bela Islam III nanti berjalan tertib dan damai. Jika terjadi kemungkinan terburuk, kata Boy, sudah pasti diambil tindakan sesuai protap yang berlaku.
"Saya rasa protap masalah kriminal sudah ada. Jadi, tidak ada masalah. Sekarang ini, kita imbau ke semua pihak jangan mendompleng untuk tujuan negatif," pungkasnya.
Sepert diketahui sebelumnya, Kapolri Jenderal Tito Karnavian kembali menegaskan ada indikasi kelompok pendompleng yang telah menyusun rencana menduduki gedung DPR pada aksi nanti. Namun, pernyataan yang disampaikan saat silaturahmi dan sarapan pagi bersama Ketua PBNU Said Aqil Siradj di Gedung PBNU itu, Tito tidak menyebutkan identitas kelompok mana yang dimaksudnya.[rgu/rmol]
KOMENTAR ANDA