post image
KOMENTAR
Setiap negara harus menemukan jalan pembangunan yang sesuai dengan karakter bangsa. Dalam kaitan dengan hubungan antara Indonesia dan Tiongkok, pihak Tiongkok sama sekali tidak pernah berpikir untuk memasukkan ideologi komunisme yang mereka percaya ke Indonesia

Itu salah satu hal yang disampaikan Direktur ASEAN Kementerian Luar Negeri Republik Rakyat China (RRC), Shen Minjuan di kantornya Jumat (25/11) petang, saat menerima delegasi Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) yang sedang berkunjung ke Beijing.

"Kami sama sekali tidak pernah memikirkan untuk memasukkan ideologi kami ke Indonesia. Jikalau Indonesia bilang bahwa ideologi itu (komunisme) sudah terbukti tidak cocok bagi Indonesia, ya itulah kenyataan di Indonesia," ujar Shen Minjuan.

Shen Minjuan yang pernah bertugas di Indonesia tentu mengetahui bahwa ada semacam trauma yang berkembang di tengah masyarakat Indonesia setiap kali mendengar kata komunisme. Namun demikian, sampai sekarang dirinya masih tidak begitu mengerti mengapa komunisme selalu menjadi hantu di Indonesia, dan bahkan diidentikkan dengan Tiongkok.

Tidak seperti di Indonesia yang trauma dengan komunisme, di Tiongkok paham itu berbuah pembangunan dan kesejahteraan.

Bapak-bapak di sini dan tahu Tiongkok di bawah kepemimpinan Partai Komunis Tiongkok, dan sudah terbukti Partai Komunis Tiongkok sukses membangun negara Tiongkok. Dan itu suatu bukti bahwa Partai Komunis Tiongkok dapat mencarikan jalan perkembangan yang sesuai untuk Tiongkok,” urainya.

Sikap RRC atau Tiongkok dalam hal ini sudah jelas, yakni tidak mempersoalkan model pembangunan dan ideologi yang diyakini negara lain sebagai dasar dalam proses pembangunan.

"Kami selalu mengatakan, setulus-tulusnya, bahwa kami sangat senang kalau negara -negara yang lain juga mendapatkan jalan perkembangan yang sesuai dengan negara sendiri." kata dia lagi.

Khusus untuk Indonesia, RRC senang karena Indonesia mengalami kemajuan yang berarti dan sukses dalam demokrasi.

Dan sekarang sudah mempunyai presiden yang datang dari rakyat,” kata dia.

Bagi Shen Minjuan, Indonesia adalah negara yang istimewa. Dirinya pernah dua kali bertugas di Jakarta dan terakhir kali di tahun 2014 dirinya bertugas sebagai Konsuler di Kedutaan RRC. Jauh sebelum itu, saat masih mempelajari bahasa Indonesia di Universitas Beijing, Shen Minjuan mendapatkan nama Indonesia dari seorang dosennya, yakni Kartini.

"Waktu itu saya belum tahu bahwa Kartini adalah nama seorang pahlawan. Nama itu diberikan kepada saya, agar lebih sering mengucapkan huruf R” yang bagi saya sulit untuk diucapkan," katanya sambil tertawa kecil.

Delegasi PWI yang berkunjung ke China dipimpin Ketua bidang Luar Negeri PWI Teguh Santosa.

Anggota delegasi PWI lainnya adalah Ketua PWI Jawa Timur Akhmad Munir, Sekretaris PWI Papua Alberth Yomo, Ketua PWI Kalimantan Selatan Faturrahman Jamhari Samad, Ketua PWI Sulawesi Tengah Mahmud Matangara, Dewan Penasihat PWI Kalimantan Selatan Rusdi Effendi Abdurrachman, dan Ketua PWI Lampung Supriyadi Alfian. Juga, dua Direktur Confederation of ASEAN Journalist (CAJ) Bob Iskandar dan Dar Edi Yoga.

Selain ke Beijing, delegasi PWI juga dijadwalkan berkunjung ke Hangzhou dan Shanghai.[hta/rmol]




 

PHBS Sejak Dini, USU Berdayakan Siswa Bustan Tsamrotul Qolbis

Sebelumnya

PEMBERDAYAAN PEREMPUAN NELAYAN (KPPI) DALAM MENGATASI STUNTING DAN MODIFIKASI MAKANAN POMPOM BAKSO IKAN DAUN KELOR DI KELURAHAN BAGAN DELI

Berikutnya

KOMENTAR ANDA

Baca Juga

Artikel Peristiwa