MBC. Rakyat Kuba menangisi kepergian Fidel Castro. Jalan-jalan raya sepi dari aktivitas, pesta-pesta pernikahan dibatalkan, dan tampak beberapa kelompok warga sedang menangis sambil memegang foto diri sang revolusioner.
Fidel dikenang sebagai pemimpin yang membawa rakyatnya kepada sistem kesehatan dan pendidikan gratis yang berkualitas tinggi, serta kemerdekaan penuh dari intervensi musuh besar mereka, Amerika Serikat.
"Fidel adalah seorang ayah untuk semua orang di generasi saya," kata Jorge Luis Hernandez, seorang tukang listrik berusia 45 tahun, di Havana, Kuba, kepada Associated Press.
Mewakili kebanyakan rakyat Kuba yang memilih bertahan di bawah sistem politik komunis, ia berharap negerinya akan terus bergerak maju sepeninggal "sang raksasa dalam sejarah dunia".
"Kami besar, kuat, dan disokong orang-orang cerdas. Ada banyak transformasi, banyak perubahan, revolusi akan terus bergerak maju," tambah Hernandez.
Tiga tahun silam, Raul Castro yang menerima jabatan kepresidenan dari kakaknya pada 2008, mengumumkan bahwa ia akan mundur dari jabatannya ketika periode kepemimpinan berakhir di 2018.
Kala itu, untuk pertama kalinya calon penerus kepemimpinan dari generasi revolusioner Castro disebut-sebut. Ia adalah Miguel Diaz-Canel.
Diaz-Canel, pria berusia 56 tahun yang lahir dan dibesarkan di Santa Clara, masih menjabat wakil presiden pertama dari Dewan Negara Kuba. Ia memiliki prestasi cemerlang dalam menapaki hirarki Partai Komunis Kuba. Sebelumnya ia pernah menduduki jabatan pejabat provinsi dan naik tingkat menjadi menteri pendidikan tinggi.
Diaz-Canel digambarkan media-media asing sebagai sosok yang serius, jarang tersenyum, tetapi dipercaya sebagai pribadi humoris. Ia juga dinilai sebagai pria loyal, fleksibel, cerdas dan pencinta The Beatles.
Diaz-Canel adalah generasi baru dari politisi Kuba. Fidel Castro sendiri dikabarkan sudah menyetujui promosi Diaz-Canel untuk mewarisi tampuk pemerintahan komunis Kuba.
Meskipun kerap melakukan perjalanan ke luar negeri, sosok Diaz-Canel masih sedikit dikenal oleh dunia internasional. Bahkan, ia tak cukup populer di dalam negerinya sendiri.
Tampaknya, hambatan-hambatan itu akan patah dengan sendirinya. Apalagi, Raul Castro sempat menegaskan penunjukan Miguel Diaz-Canel sebagai pengalihan yang bertahap dan teratur, memberi peran kunci untuk generasi revolusioner yang lebih muda, untuk melestarikan sistem komunis demi masa depan.
Para kerabat dan kenalannya di Santa Clara mengenal Diaz-Canel sebagai kader komunis yang brilian dan bersahaja. Ia diangkat menjadi pemimpin Partai Komunis untuk provinsi Villa Clara pada usia 33 tahun.
"Dia punya mobil dinas, tapi tidak menggunakannya untuk hal-hal pribadi. Dia berjalan atau mengambil sepedanya. Dia jujur. Itulah mengapa begitu banyak orang di sini menyukainya," ujar salah satu tetangga, Ela Perez Montpellier.
"Cerdas, rajin dan pekerja keras. Dia tahu bagaimana memimpin," tambah warga Santa Clara lainnya, Alberto Scinasis.
Tapi seperti kebanyakan orang Kuba saat ini, Miguel Diaz-Canel dilahirkan setelah masa revolusi fisik. Memang, tidak ada yang meragukan komitmen ideologinya. Tapi, zaman menuntut model sosialis Kuba untuk berubah. [hta/rmol]
KOMENTAR ANDA