Media massa berbasis online menaruh perhatian besar terhadap guru. Pemberitaan mengenai guru rata-rata berkisar 10 hingga 18 ribu pemberitaan perbulan, dari 891 media online. Sebanyak 26 persen seluruh pemberitaan mengenai guru sepanjang tahun 2016 terkait kesejahteraan guru, seperti isu tunjangan, gaji dan serta insentif.
Berdasarkan temuan Indonesia Indicator (I2), sentimen negatif terkait pemberitaan isu guru sepanjang 2016 mencapai 30 persen dimunculkan dari berbagai isu, terutama dihadirkan dari oknum guru, serta masalah terkait kesejahteraan guru.
Demikian disampaikan Rustika Herlambang, Direktur Komunikasi Indonesia Indikator, sebuah perusahaan di bidang intelijen media, analisis data, dan kajian strategis dengan menggunakan software AI (Artificial Intelligence), terkait hasil riset pemberitaan mengenai topik guru bertepatan dengan hari guru hari ini, Jumat (25/11).
Indonesia Indicator juga mencatat 10 figur yang terbanyak disebut media dengan kata kunci guru”. Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi sosok terbanyak yang paling banyak disebut terkait dengan guru. Presiden Jokowi menjadi harapan terakhir para guru untuk memperjuangkan aspirasi dan harapan mereka.
"Hal itu juga bersambut positif misalnya dengan silaturahmi Presiden dengan para guru, termasuk menyanggah soal isu tunjangan guru yang akan dihapus," ungkap Rustika dalam keterangan persnya.
Selain, Jokowi, nama lain yang masuk sebagai figure terbanyak dibicarakan adalah Muhadjir Effendy, Anies Baswedan-keduanya menteri pendidikan, serta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok. Nama terakhir ini banyak diberitakan media karena telah menaikkan kesejahteraan guru bantu PNS, dan memuji guru madrasah, dan menganggarkan Rp 17,8 Triliun untuk gaji guru.
Sementara itu, figur lain yang paling banyak disebut adalah Gatot Brajamukti dan Dimas Kanjeng. Guru sebagai orang yang mengajar suatu ilmu dan memiliki nakna positif justru menunjukkan perilaku melenceng dari nilai keadaban.
Namun demikian, kedua figur tersebut lebih diposisikan sebagai objek berita (yang dieksploitasi dari sisi negatif) daripada subjek berita (berita positif) di mana pandangannya banyak dikutip dan menjadi rujukan media.
Isu tentang guru juga mendapat perhatian netizen di media sosial. Selama kurun waktu setahun, perbincangan netizen terkait Guru terpantau fluktuatif dengan total cuitan mencapai 289.428 cuitan dari 104.656 akun aktif.
"Perbincangan netizen terpecah dalam dua konten utama, di satu sisi netizen aktif melakukan interaksi perbincangan bertendensi positif, dan di sisi lain netizen juga aktif melakukan interaksi perbincangan negatif," ungkap Rustika.
Konten perbincangan positif terkonsentrasi pada isu-isu kegiatan seremonial, terutama terkait Hari Guru yang jatuh pada tanggal 25 November serta Hari Pendidikan Nasional yang jatuh pada tanggal 2 Mei. Reaksi cuitan yang memberikan selamat di Hari Guru juga beriringan dengan harapan-harapan peningkatan kesejahteraan guru.
"Dengan porsi yang juga cukup dominan, netizen juga secara aktif memberikan perhatian terhadap isu-isu terkait kesejahteraan guru. Dalam persepsi netizen materi masih diukur sebagai tolak ukur meningkatkan kesehateraan guru baik dalam hal kenaikan honor maupun pemberian insentif dan tunjangan. Selain itu, netizen juga tidak luput memberikan perhatian terhadap isu-isu seputar guru honore yang tersebar cukup besar di banyak daerah," tandasnya. [zul]
KOMENTAR ANDA